COD Jaman Kaskus FJB vs COD Jaman Now

Bagi generasi jebolan era kejayaan forum online seperti Kaskus, istilah COD (cash on delivery) pasti langsung mengingatkan kita dengan transaksi barang yang menegangkan sekaligus seru. Ingat nggak sensasinya? Janjian ketemuan di tempat ramai, cek barang dengan teliti, kalau cocok uang cash langsung berpindah tangan.

Tapi COD jaman sekarang sudah jauh beda ceritanya! Yuk, kita bernostalgia sedikit.

Kepercayaan di balik username

Dulu sebelum jamannya marketplace online, kita berani beli barang elektronik mahal cuma modal lihat foto di forum online dan ngobrol dengan penjualnya lewat pesan pribadi.

Nggak ada tuh yang namanya sistem rating pakai lima bintang, yang ada cuma username dan history posting si penjual. Tapi entah kenapa, di jaman itu teman-teman online lebih gampang kita percaya. Mungkin karena komunitas online dulu sangat erat, atau karena rasa sosial yang masih tinggi.

Janjian COD-nya biasanya di tempat umum kayak mal atau warnet, jadi ada sedikit rasa aman. Dan yang melakukan transaksinya adalah si penjualnya langsung dengan pembeli. Jadi tidak pakai kurir atau perantara. Transaksi berlangsung cepat, cek barang sekilas, deal, uang cash langsung keluar. Simpel tapi tetap ada deg-degannya.

Serunya negosiasi COD jaman dulu

Proses COD jaman Kaskus FJB nggak cuma soal transaksi. Ada seni negosiasi yang bisa bikin kita senyum-senyum sendiri. Penjual biasanya memberi harga sedikit lebih tinggi, nah tugas kita sebagai pembeli adalah "nembak" harga sampai ke angka yang cocok.

Senjata pamungkasnya? "Sundul Gan!" Ini mantra supaya barang dagangan tetap muncul di halaman pertama FJB dan cepat laku. Seru deh pokoknya, negosiasi sambil ngopi di warnet. Rasa senangnya berlipat ganda kalau bisa dapat barang bagus dengan harga miring.

COD jaman sekarang

Jaman sekarang, COD sudah menjadi salah satu metode pembayaran yang umum di marketplace online. Tapi sayangnya, kepercayaan saat COD jaman Kaskus FJB kayaknya sudah pudar.

Banyak berita kasus COD yang bikin kita berpikir dua kali buat melakukan metode ini. Modus operandinya beragam, ada barang yang dikirim tidak sesuai deskripsi atau ada paket yang isinya kosong sama sekali.

Yang paling sering terjadi sekarang adalah pembeli enggan membayar paket yang mereka terima padahal paketnya sudah dibuka. Akhirnya berujung perselisihan antara kurir dan pembeli yang marah-marah. Alasannya pun sering terdengar konyol. Ada yang bilang tidak suka dengan barangnya, sedang tidak punya uang, tidak merasa beli, atau drama lainnya.

COD dulu vs sekarang

Dulu, yang melakukan transaksi COD memang orang yang memiliki akses ke internet dan melek teknologi. Selain itu juga tidak ada pilihan lain dalam proses pengiriman barang. Tidak ada pihak yang dapat menjamin bahwa barang tersebut benar-benar sampai.

Namun saat ini COD diciptakan lebih ke arah promosi atau agar konsumen tertarik dengan platform marketplace online. Target utamanya adalah orang-orang yang baru memiliki akses Internet tapi belum melek teknologi.

Dulu, sebelum era marketplace online, setidaknya ada interaksi yang intens antara penjual dan pembeli. Proses COD pun kebanyakan dilakukan dengan bertemunya langsung antara penjual dan pembeli tanpa kurir.

Namun di marketplace online saat ini, meskipun ada fitur obrolan antara penjual dan pembeli, terkadang yang menjawab adalah AI atau admin toko, bukan pemilik barangnya langsung. Bahkan sering kali pembeli langsung memasukkan ke keranjang belanja tanpa komunikasi terlebih dahulu, lalu memilih opsi COD dengan perantara kurir.

Jaman memang berubah, begitu pula cara bertransaksi. COD jaman Kaskus FJB mungkin penuh dengan kepercayaan dan adrenalin, tapi risikonya juga tinggi. COD jaman sekarang lebih aman dengan berbagai layanan pendukung, tapi perlu waspada terhadap penipuan.