Hari ini menandai satu tahun perjalanan saya di Kompasiana. Walaupun Kompasiana bukan platform atau media pertama untuk tulisan-tulisan saya, tetap muncul keraguan dan pertanyaan, "Akankah tulisan saya akan dibaca? Apakah orang lain akan tertarik dengan apa yang saya bagikan?"
Kini, setahun telah berlalu. Saya sudah menulis 120 artikel, jumlah yang tidak sebanding dengan Kompasianer lainnya yang jauh lebih produktif. Bagi saya, jumlah artikel bukanlah tolak ukur utama. Yang terpenting adalah proses belajar, berbagi, dan bertumbuh bersama komunitas yang luar biasa ini.
Menulis itu seperti kentut
Itulah yang saya rasakan saat menulis. Menulis itu seperti kentut, tidak mesti setiap saat, tapi jika sudah pengen harus segera dikeluarkan dan biarkan orang lain yang menikmatinya.
Ide datang tiba-tiba, seperti gas yang terbentuk di perut. Kadang di saat yang tidak terduga, seperti saat sedang mandi atau sebelum tidur. Saat itulah saya harus segera mencari tempat untuk mengeluarkannya.
Kadang tulisan saya mengalir lancar, seperti kentut yang panjang dan lega. Tapi ada kalanya tulisan saya tersendat-sendat, seperti kentut yang tertahan dan bikin perut begah.
Proses menulis bagi saya penuh dengan kejutan. Saya tidak pernah tahu apa yang akan keluar. Kadang tulisan saya lucu dan menghibur, seperti suara kentut yang membuat orang tertawa. Tapi ada kalanya tulisan saya tidak menarik, seperti bau kentut yang bikin orang menjauh.
Sama seperti kentut yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, menulis juga bermanfaat untuk kesehatan mental saya. Menulis membantu saya untuk mengeluarkan stres, kecemasan, dan emosi yang terpendam. Menulis juga membantu saya untuk lebih fokus dan kreatif.
Jadi, jangan malu untuk mengeluarkan "kentut" kamu: tulislah apa yang ada di pikiran kamu, bagikan ide-ide kamu, dan biarkan orang lain menikmatinya. Siapa tahu, "kentut" kamu bisa membuat hari orang lain lebih menyenangkan!
Ingatlah, menulis bukan hanya tentang menghasilkan karya yang sempurna. Menulis adalah tentang proses, tentang ekspresi diri, dan tentang terhubung dengan orang lain. Jadi jangan ragu untuk mengeluarkan "kentut" kamu dan biarkan dunia mencium baunya!
Kompasiana bukan hanya platform menulis
Di sini, saya menemukan komunitas yang saling mendukung dan mendorong. Setiap komentar dan setiap like adalah motivasi untuk terus berkarya. Lebih dari itu, saya mendapatkan peluang untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.
Memang, terkadang saya merasa insecure melihat anggota lain yang lebih aktif dan memiliki banyak pengikut. Tapi, saya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri. Saya tidak perlu terburu-buru atau membandingkan diri dengan orang lain. Yang terpenting adalah saya menikmati prosesnya.
Kepada Kompasianer, terima kasih atas semua dukungan dan inspirasinya. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari komunitas yang luar biasa ini. Mari kita terus berkarya dan berbagi cerita, agar Kompasiana menjadi platform yang semakin bermanfaat bagi semua.
Satu tahun hanyalah awal. Saya yakin masih banyak hal yang bisa saya pelajari dan bagikan di Kompasiana. Saya sangat antusias untuk terus berkreasi dan berkontribusi pada komunitas ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H