Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Peluang Calon Independen dalam Pilkada

17 Mei 2024   10:02 Diperbarui: 17 Mei 2024   10:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by freepik: www.freepik.com

Tahun 2024 adalah tahun politik yang sangat panas dengan adanya Pemilihan Presiden (Pilpres) hingga hingar bingar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Para kandidat dari partai bergerilya mengais dukungan yang membuat panasnya persaingan antar kubu. Tapi di antara ramainya pesta demokrasi ini, ada satu kelompok yang kerap disepelekan: calon independen!

Nah sebelum kita lanjut, saya mau jujur dulu. Dulu, saya juga agak meremehkan mereka. Bagaimana tidak? Calon independen itu kan tidak punya mesin partai politik yang kuat, dananya terbatas, ditambah harus mengumpulkan dukungan dari masyarakat lagi. Kesannya berat banget, kan?

Tapi jangan pernah sepelekan calon independen. Kenapa? Justru di sanalah gelombang perubahan itu berasal. 

Begini, seorang calon independen itu bukan orang sembarangan. Mereka berani mengambil risiko besar dengan mencalonkan diri tanpa sokongan parpol. Artinya, mereka punya determinasi dan semangat juang yang luar biasa! Mereka harus meraih hati masyarakat dari akar rumput pula. Nah, inilah kekuatan calon independen yang tidak dimiliki calon parpol.

Kedekatan dengan masyarakat bikin mereka paham betul persoalan di lapangan. Tidak seperti calon parpol yang kerap terjebak berpikir elitis karena bernaung di dalam menara gading partai. Soal dana kampanye dan mesin partai memang jadi kekurangannya. Tapi bukankah sikap sederhana dan lepas dari kepentingan partai justru bikin mereka dianggap lebih "orang kecil"?

Lalu bagaimana peluang mereka di Pilkada kali ini? Sejujurnya sulit untuk dipastikan. Tapi jangan dilupakan bahwa gelombang kekecewaaan terhadap partai politik lagi menguat akhir-akhir ini. Ditambah krisis kepercayaan akibat banyaknya kasus korupsi yang melibatkan petinggi partai. Nah, ini peluang emas buat calon independen tampil sebagai simbol perubahan!

Contohnya saja di Pilkada Kabupaten Fakfak, Papua Barat tahun 2020 lalu. Siapa sangka calon independen pasangan Untung Tamsil dan Yohana Dina Hindom bisa mengalahkan pesaingnya yang didukung 11 partai? Atau di Pilkada Kota Bontang tahun 2015, dimana pasangan calon independen Neni Moerniaeni dan Basri Rase mampu menyingkirkan kandidat lain dari parpol. Luar biasa, bukan?

Tentu saja, menang Pilkada butuh kerja keras dan kecerdikan tingkat dewa. Tetapi, sekali lagi saya ingatkan: Jangan pernah remehkan calon independen. Di tangan merekalah harapan sebenarnya untuk menciptakan perubahan yang sesungguhnya. Lepas dari jeratan dan ego partai politik yang sering kali menjadi penghalang kemajuan daerah.

Jadi pada Pilkada kali ini, awasi terus perkembangannya. Siapa tahu di daerah kalian muncul calon independen dengan kapasitas dan kapabilitas yang bisa menggemparkan semua calon petahana dan partai-partai lama.

Tapi kita juga tidak boleh lupa, calon independen itu tetap manusia biasa yang tak luput dari kekurangan dan kelemahan. Mereka masih bisa terjerat godaan korupsi, nepotisme, dan ulah buruk lainnya. Makanya, kita sebagai rakyat harus cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin, terlepas dari statusnya apakah independen atau diusung parpol.

Ingat, pemilihan kepala daerah itu bukan hanya pesta demokrasi sesaat. Tapi awal dari perjuangan panjang mewujudkan kepemimpinan yang bersih, peduli, dan membawa kemajuan bagi seluruh masyarakat. Siapa pun pemimpinnya nanti, marilah kita awasi dan dukung dengan penuh semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun