Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memikat Talenta Untuk Pulang dengan Kewarganegaraan Ganda

1 Mei 2024   09:27 Diperbarui: 1 Mei 2024   09:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jogja.imigrasi.go.id

Selasa (30/4) dalam acara Microsoft Build: AI Day di Jakarta, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda untuk diaspora Indonesia yang bertalenta.

Jujur saja, selama ini kita sering mendengar cerita orang-orang Indonesia yang sukses mengembangkan kariernya di luar negeri. Ada yang jadi CEO startup, atau yang jadi peneliti, dan beragam karier lainnya. Senang? Pasti! Tapi ada rasa gimana gitu. Kok talentanya malah bersinar di negeri orang?

Nah, rencana pemerintah ini menarik. Rencana ini ditujukan untuk para diaspora, mereka yang berdarah Indonesia tapi memiliki kewarganegaraan lain. Tujuannya? Jelas, biar mereka tidak sungkan kembali dan ikut membangun Indonesia. Tapi apakah program kewarganegaraan ganda ini bisa jadi jurus sakti?

Menurut saya belum tentu. Memang, kewarganegaraan ganda bisa jadi jembatan. Bayangkan, para diaspora ahli teknologi yang selama ini terkendala urusan visa bisa langsung berkarya di Indonesia. Belum lagi bonusnya, mereka bisa hilir mudik dengan bebas, transfer ilmu ke talenta lokal pun jadi lebih gampang.

Tapi jangan naif juga. Menarik diaspora pulang tidak cuma soal urusan administrasi. Coba kita pikir. Kenapa mereka betah di luar negeri? Selain gaji yang pasti lebih tinggi, fasilitas yang mumpuni, ekosistem bisnis yang mendukung juga jadi faktor penting.

Bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah kita punya fasilitas yang canggih, atau iklim bisnis yang membuat mereka merasa usahanya bisa berkembang? Jangan sampai program kewarganegaraan ganda ini malah jadi seperti pepesan kosong. Diaspora kita pulang, tapi ujung-ujungnya malah frustrasi karena birokrasi yang ruwet atau minimnya support system. Wah, bisa kabur lagi mereka!

Lantas apa solusinya? Ini dia, bagian serunya. Menurut saya, program kewarganegaraan ganda harus dibarengi dengan gebrakan lain. Kita butuh perbaikan infrastruktur, hilirisasi riset agar bisa dimanfaatkan langsung oleh industri, dan yang tidak kalah penting adalah perombakan mental birokrasi. Bayangkan, birokrasi yang efisien dan ramah investor, dijamin para diaspora bakal ngiler balik ke Indonesia.

Jangan lupa juga untuk memberi 'panggung' buat diaspora yang baru pulang. Misalnya dengan menyelenggarakan konferensi atau forum khusus untuk mereka berbagi ilmu dan berjejaring. Dengan begitu, mereka tidak akan merasa seperti alien yang tiba-tiba terjun ke dunia yang asing.

Ingat, program kewarganegaraan ganda hanyalah langkah awal. Yang terpenting bagaimana kita menciptakan ekosistem yang membuat para diaspora betah berkarya di sini. Lagi pula, bukankah lebih asyik kalau mereka bisa membangun Indonesia sambil menikmati sepiring nasi goreng atau rendang asli Indonesia? Pasti mereka kangen juga, kan?

Yuk, kita kawal program kewarganegaraan ganda ini. Jangan sampai cuma jadi wacana, tapi benar-benar menjadi terobosan yang membawa putra-putri terbaik bangsa kembali pulang ke ibu pertiwi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun