Pak Budi merasa sedih mendengar kabar tersebut. Pak Anto telah menjadi teman baiknya, dan dia akan merindukan percakapan mereka sehari-hari.
Minggu berikutnya, kereta Pak Anto berhenti untuk terakhir kalinya di depan rumah Pak Budi. Pak Anto turun dari kereta dan berjalan menuju teras sambil menggendong tas di bahunya.
Pak Anto memberi Pak Budi sebuah kotak kecil. Pak Budi membukanya dan melihat ada sebuah model kereta di dalamnya.
Pak Budi berdiri dan memeluk Pak Anto. "Selamat menikmati masa pensiun sahabatku," katanya. "Saya akan sangat merindukan obrolan kita."
Pak Anto memeluk Pak Budi kembali. "Sama pak. Tapi jangan khawatir, saya akan sering berkunjung."
Pak Budi sangat tersentuh oleh hadiah itu. Dia menyimpannya dengan hati-hati dan setiap kali dia merasa sedih, dia akan melihat model kereta itu dan memikirkan teman baiknya, Pak Anto.
Pak Anto menepati janjinya. Dia sering mengunjungi Pak Budi di rumahnya. Mereka akan duduk di teras dan berbicara tentang harapan dan impian mereka untuk masa depan.
Persahabatan Pak Budi dan Pak Anto menunjukkan bahwa persahabatan dapat terjalin di tempat yang tidak terduga. Terkadang, semua yang dibutuhkan hanyalah senyuman ramah dan kemauan untuk mengobrol dengan orang asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H