Di era digital ini, jejaring sosial telah menjadi wadah yang ampuh untuk saling terhubung, berbagi informasi, dan membangun personal branding. Namun, banyak pelaku bisnis dan individu yang tidak tahu seberapa sering mereka harus mem-posting konten di setiap jejaring sosial? Pasalnya, membanjiri akun dengan konten bisa mengganggu audiens, sementara jika jarang posting malah membuat mereka terlupakan.
Neil Patel, seorang pakar digital marketing, lewat akun Instagram @neilpatel telah membagikan rahasia mengenai jumlah posting ideal di setiap jejaring sosial. Ia dan timnya telah menganalisa 332.490 akun jejaring sosial dalam 30 hari terakhir untuk mengetahui seberapa sering pengguna harus mem-posting di setiap jejaring sosial agar follower dan engagement-nya bertambah.
Siapakah Neil Patel?
Ia adalah seorang entrepreneur yang telah sukses mendirikan beberapa perusahaan digital besar, seperti Crazy Egg dan Hello Bar. Keahliannya dalam mengoptimalkan website dan meningkatkan traffic online sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, perusahaan-perusahaan raksasa seperti Amazon, GM, dan HP pun pernah menjadi kliennya.
Yang membuat Neil Patel spesial adalah semangat berbaginya. Berbeda dengan konsultan digital marketing kebanyakan yang pelit ilmu, Neil justru royal membagikan tips dan trik andalannya secara gratis. Website pribadinya, neilpatel.com, menjadi perpustakaan raksasa berisi artikel, video, dan tools gratis yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja yang ingin mendalami digital marketing .
Konten-konten Neil Patel itu segar, lugas, dan tidak bertele-tele. Â Ia tak segan membongkar kesalahan-kesalahan digital marketing yang sering dilakukan pemula, Â sekaligus memberikan solusi praktis yang bisa langsung diterapkan.
Tak heran, Neil Patel menjelma menjadi selebriti di dunia marketing digital. Â Ia wara-wiri di berbagai konferensi, menjadi kolumnis di media ternama seperti Forbes dan Entrepreneur, dan bahkan dinobatkan sebagai salah satu dari 100 entrepreneur terbaik di bawah usia 30 oleh Presiden Obama.
Mengenal Karakteristik Masing-masing Platform
Kunci untuk menentukan frekuensi posting ideal terletak pada memahami karakteristik masing-masing jejaring sosial. Berikut rinciannya:
- X
Posting-lah 3 kali atau lebih dalam sehari. Algoritma X tidak terpengaruh oleh nilai atau kualitas akun kamu seandainya pun kamu mem-posting konten yang tidak penting.
Jadi posting sebanyak mungkin ide yang kamu miliki dan gunakan platform ini untuk menguji apa yang berhasil, ambil yang berhasil, dan posting-lah di platform jejaring sosial lainnya.
Dari data yang mereka kumpulkan, posting berupa video di X secara umum tidak memiliki kinerja sebaik posting dalam bentuk teks.
Post/Reel: 1 - 2 kali sehari
Stories: 2 - 4 kali sehari
Live: setidaknya sekali seminggu
Jika kamu posting lebih dari 2 kali sehari, hal tersebut akan berdampak negatif pada posting sebelumnya.
Post cukup 1 kali sehari. Jika ingin 2 kali sehari, pastikan jeda antar-post setidaknya 7 jam. Â Jika di-posting terlalu dekat, akan mempengaruhi penyebaran posting-an sebelumnya. Oleh karena itu, rekomendasinya adalah sekali sehari.
- TikTok
Post 1 - 3 kali sehari secara kontinu. Jika tidak, akan membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk membangun momentumnya. Selain itu, jika tidak kontinu, posting kamu selanjutnya juga tidak akan mendapatkan banyak view meskipun kontennya bagus.
- YouTube
Posting-lah 1 short dan 1 video berdurasi panjang dalam sehari. Idealnya, beri jeda untuk kedua posting setidaknya 5 jam. Dengan mem-posting kombinasi keduanya, akun kamu akan tumbuh lebih cepat.
Tapi, jika kamu mem-posting terlalu sering dan kualitas kontennya tidak sesuai standar, semua konten kamu tidak akan perform dengan baik.
Untuk jejaring sosial yang satu ini cukup unik, karena Neil Patel dan timnya tidak bisa menemukan pola yang menyebabkan pertumbuhan akun. Mayoritas akun di Facebook tidak efektif, tidak peduli seberapa sedikit atau seberapa banyak mereka mem-posting setiap hari atau setiap minggu. Jadi jika kamu ingin membangun personal branding, jangan lakukan di Facebook.
Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas
Meskipun penjelasan di atas menunjukkan seberapa sering kamu harus mem-posting, perlu diingat bahwa elemen yang paling penting adalah kualitas konten. Ingat, kualitas konten jauh lebih penting daripada kuantitas.
Lebih baik mem-posting konten yang berkualitas dan relevan secara berkala daripada membanjiri audiens dengan posting-an yang tidak menarik. Fokuslah pada pembuatan konten yang kreatif, informatif, dan sesuai dengan niche.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI