Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mari Berdonasi dengan Hati, Bukan Demi Like

28 Maret 2024   11:55 Diperbarui: 30 Maret 2024   01:29 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Like dan pujian pun berdatangan, membuat sang pelaku setting-an merasa menjadi pemenang karena berhasil "menipu" sistem.

Parahnya, drama donasi setting-an ini tidak hanya merugikan penonton yang tertipu. Dampak yang lebih luas adalah rusaknya nilai-nilai donasi itu sendiri. Donasi seharusnya dilandasi oleh ketulusan dan empati, bukan semata-mata untuk pencitraan.

Ketika donasi dijadikan alat untuk meraup keuntungan pribadi, seperti like dan popularitas, maka makna berbagi menjadi kabur. Orang yang membutuhkan bantuan pun jadi ragu-ragu untuk menerima uluran tangan. Mereka khawatir menjadi korban setting-an belaka.

Cara menanggapi konten seperti ini

Lalu, bagaimana cara kita sebagai penonton menanggapi fenomena ini? Pertama, penting untuk memupuk sikap kritis terhadap konten donasi di media sosial. Jangan mudah terlena dengan caption bombastis atau nominal yang besar.

Cobalah untuk mencari tahu rekam jejak si pemberi donasi. Apakah mereka memang dikenal sebagai sosok dermawan atau adakah kejanggalan dalam video atau foto yang diunggah?

Selain itu, kita bisa memberikan dukungan kepada influencer atau lembaga yang memang kredibel dalam menyalurkan donasi. Biasanya, mereka akan menampilkan bukti transfer atau laporan penggunaan dana secara transparan.

Dengan bersikap kritis dan mendukung lembaga yang terpercaya, kita sebagai pengguna Instagram turut berperan dalam menghentikan drama donasi setting-an.

Ingatlah, donasi yang sejati bukanlah ajang pamer, melainkan bentuk kepedulian kita terhadap sesama. Like dan popularitas di media sosial bersifat semu, namun kebaikan yang kita tebar akan memberikan dampak yang nyata.

Mari wujudkan ruang digital yang lebih positif dengan menghargai esensi donasi yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun