Gelaran ini memberikan manfaat ekonomi langsung dari sektor pariwisata, transportasi, perhotelan, hak siar, konsumsi selama penyelenggaraan hingga ajang pembibitan pembalap muda. Belum lagi nilai investasi positif dari pembangunan infrastruktur sirkuit balap bertaraf internasional yang bisa dipakai untuk ajang balap lainnya.
Di sisi lain, konser Taylor Swift atau bintang lain hanya akan memberi keuntungan sesaat bagi promotor dan segelintir industri terkait. Saat konser, hanya yang punya tiket saja yang bisa melihat penampilannya. Tidak meninggalkan dampak ekonomi berarti bagi kemajuan Indonesia dalam jangka panjang.
Kecuali jika bintang itu berkontribusi mempromosikan pariwisata dan budaya Indonesia ke mancanegara. Seperti para pebalap MotoGP yang kerap mempromosikan keindahan dan budaya unik di Indonesia saat ada balapan di Mandalika.
Kendati demikian, bukan berarti Indonesia tidak tertarik mendatangkan artis dunia. Sudah banyak kan musisi dunia yang mampir ke sini untuk konser? Bahkan jika dipikir-pikir, Singapura belum pernah mengadakan konser sebesar dan semegah Hammersonic di Indonesia. Dimana ada beberapa musisi terkenal dunia manggung dalam satu ajang festival selama beberapa hari.
Hanya saja, pemerintah Indonesia tak perlu memberikan dana khusus miliaran rupiah demi mengundang seorang artis/band untuk tampil di sini. Pemerintah bisa membantu gelarannya dengan mempermudah perizinan konser, kelancaran logistik, venue berkualitas, serta menjamin keamanan dan kenyamanan sang artis saat manggung di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H