Jadi, apa alasannya?
Kejadian ini jelas sangat membingungkan bagi para penggemar Godzilla di Asia. Padahal kawasan Asia adalah pasar film yang besar. Film dan acara TV Jepang sangat populer di sini, dan Godzilla juga banyak penggemarnya.
Jadi, apa yang terjadi? Tidak ada yang tahu. Yang paling membuat frustrasi adalah pihak Toho sendiri enggan buka mulut tentang hal ini. Seluruh promosi dan pemasaran Minus One difokuskan pada Amerika dan Eropa, tidak ada yang berkaitan dengan wilayah Asia.
Namun, ada satu teori populer yang mendapat banyak perhatian. Katanya Toho enggan menayangkan film tersebut di Asia karena alasan politik. Sebab cerita Minus One berfokus pada Jepang era Perang Dunia II. Banyak negara Asia pernah dijajah oleh Jepang pada masa itu sehingga menjadi subjek yang sangat sensitif bagi banyak orang.
Tapi saya sendiri berpikir alasan ini adalah omong kosong. Mengapa? Sudah banyak negara yang sudah move-on dari penjajahan Jepang. Buktinya banyak teknologi, budaya, film, dan musik dari Jepang banyak diterima dan diadopsi oleh negara-negara Asia.
Bahkan negara kita yang secara historis pernah dijajah Jepang, tidak memiliki masalah mengonsumsi media mereka. Lihat saja, di sini ada beragam perayaan festival Jepang, penggemar anime dan cosplay, pendengar Jpop, hingga pengguna Honda dan Toyota.
Alasan logis yang bisa saya terima adalah apalagi kalau bukan pembajakan. Bisa jadi pihak Toho ingin meraup untung dulu sebesar mungkin di luar Asia. Setelah untung besar barulah mereka merilisnya di Asia. Jadinya tidak rugi-rugi amat kalau filmnya dibajak.
Sebagai penggemar film monster, tentu saya berharap Minus One bisa tayang di bioskop karena nuansa epiknya. Seandainya tidak tayang di bioskop, ya setidaknya bisa tayang di jaringan streaming deh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H