Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Film

Tanda-tanda Film Genre Superhero Sudah Mulai Jenuh

5 Januari 2024   12:09 Diperbarui: 5 Januari 2024   13:09 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Kristina Paukshtite: www.pexels.com

Kejenuhan akan film superhero atau dikenal dengan istilah superhero fatigue sering dianggap sebagai mitos. Meskipun kesuksesan superhero menunjukkan popularitasnya selama beberapa tahun ke belakang, ada beberapa tanda yang menunjukkan berkurangnya minat menonton film superhero.

1. Perspektif penonton

Kesuksesan film superhero seperti Avengers: Endgame bukan hanya berkat para penggemar superhero. Sebagian besar penonton bioskop bukanlah penggemar komik atau pakar Marvel Cinematic Universe (MCU). Kejenuhan film superhero, seperti yang dibahas di sini, mengacu pada penontton umum yang mulai bosan dengan genre ini, bukan para penggemar beratnya.

2. Dampak layanan streaming

Pergeseran ke arah produksi serial yang ceritanya saling berhubungan, dan konten eksklusif pada platform seperti Disney Plus telah berkontribusi pada perpecahan di antara penonton. Penonton biasa yang tidak tertarik dengan serial superhero atau yang tidak berlangganan layanan streaming, mungkin akan merasa terputus dari narasi cerita secara keseluruhan. Hal ini berpotensi menyebabkan ketidaktertarikan pada film utamanya.

Saya ambil contoh film Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Film ini mungkin merupakan titik yang menandakan penurunan minat rata-rata penonton film terhadap MCU. Ketergantungan pada cerita yang saling berhubungan dari tayangan Disney Plus, mungkin telah mengasingkan penonton yang lebih menyukai cerita film yang berdiri sendiri.

3. Pengaruh Tiongkok

Bukan rahasia lagi kalau Hollywood sudah lama ingin mendapatkan "potongan kue" dari pasar film di Tiongkok yang menjadi urutan kedua dalam hal pendapatan dari film box office.

Namun peraturan konten yang ketat di Tiongkok, termasuk pembatasan elemen supernatural dan representasi LGBTQ+, telah memaksa produsen film untuk menyesuaikan diri atau berisiko dilarang tayang di sana. Pelarangan film seperti Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, Spider-Man: No Way Home, dan Doctor Strange in the Multiverse of Madness di Tiongkok berdampak pada box office global.

4. Tantangan finansial

Performa box office dari film-film superhero seperti The Flash, Ant-Man and the Wasp: Quantumania, atau The Marvels telah gagal memenuhi ekspektasi. Ini mengindikasikan adanya potensi tantangan finansial untuk proyek-proyek di masa depan. Hilangnya minat penonton terhadap karakter seperti Ant-Man menimbulkan kekhawatiran tentang keberlangsungan genre superhero.

5. Penulisan cerita yang jelek

Kritik terhadap beberapa film superhero seringkali mencuat karena dianggap telah mengabaikan esensi dan konsistensi dari materi sumber, seperti komik-komik yang menjadi dasar kisah superhero. Selain itu, beberapa orang merasa bahwa pendekatan mereka terhadap narasi superhero lebih condong ke arah mendekonstruksi karakter-karakter heroik, yang menurut sebagian pihak menghilangkan daya tarik dan kehebatan karakter tersebut.

Kritikan terhadap penggantian karakter laki-laki dengan karakter perempuan juga mencuat sebagai tanda perubahan yang dianggap tidak selaras dengan semangat asli materi sumber.

Akibat penurunan daya tarik genre ini, para pembuat film superhero harus beradaptasi dengan perubahan preferensi penonton, memastikan bahwa proyek-proyek yang akan datang beresonansi dengan para penggemar yang berdedikasi dan penonton umum. Nasib superhero di dunia perfilman mungkin bergantung pada kemampuan untuk berinovasi dan memikat penonton di luar basis penggemar beratnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun