Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para ketua RT dalam merekrut petugas KPPS untuk keperluan Pemilu 2024 adalah mencari calon petugas yang memenuhi kriteria.Â
Namun, mencari calon petugas KPPS yang memenuhi kriteria tersebut tidaklah mudah. Banyak warga yang enggan atau ragu untuk mendaftar sebagai petugas KPPS karena beragam alasan, atau mau mendaftar tapi tidak memenuhi syarat.
Faktor kompetensi
Petugas KPPS bertanggung jawab untuk mengelola proses pemungutan dan penghitungan suara di tingkat TPS, sehingga mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai.Â
Makanya, salah satu syarat menjadi petugas KPPS adalah minimal lulusan SMA/sederajat yang harus dibuktikan dengan ijazah.
Namun situasi yang dihadapi di lapangan adalah banyak yang tidak dapat mendaftar karena mengaku ijazahnya hilang atau mungkin sekolahnya tidak sampai SMA.Â
Ijazah merupakan bukti formal atas pendidikan seseorang dan seringkali dianggap sebagai parameter untuk mengukur kualifikasi dan kecerdasan seseorang.
Dari sudut pandang saya, saya juga menyadari bahwa ada berbagai alasan yang mungkin membuat seseorang tidak memiliki ijazah, baik itu karena hilang, rusak, atau memang tidak pernah dimiliki.
Dalam situasi ini, penting untuk melakukan pendekatan yang bijaksana, dengan mempertimbangkan konteks dan kejujuran dari pihak yang bersangkutan.Â
Meskipun ijazah memang merupakan syarat yang penting, namun tidak boleh menutup kemungkinan bagi seseorang untuk memberikan kontribusi positif dalam proses demokrasi.
Dalam kasus seperti ini, saya percaya bahwa pendekatan yang inklusif dan mendengarkan setiap cerita dengan teliti merupakan hal yang sangat penting.Â
Kemungkinan solusi alternatif atau penilaian kualifikasi berdasarkan pengalaman kerja atau pengabdian masyarakat juga perlu dipertimbangkan.
Faktor kesehatan
Faktor ini menjadi yang paling disorot akibat banyaknya kasus kematian petugas KPPS pada Pemilu 2019 karena kelelahan dan dalam kondisi yang tidak sehat.Â
Makanya, tahun ini semua calon anggota KPPS diwajibkan untuk menjalani tes kesehatan di Puskesmas setempat. Tes yang dilakukan adalah pengecekan tensi, kolesterol, dan gula darah.
Hal ini pun akhirnya menjadi ganjalan dalam perekrutan anggota KPPS. Karena kasus yang banyak terjadi adalah semua persyaratan administratif bisa dipenuhi, tapi tidak lolos tes kesehatan.
Dari sudut pandang analitis, saya menyadari bahwa persyaratan kesehatan untuk menjadi anggota KPPS sangatlah penting. Kesehatan anggota KPPS harus dijamin agar proses pemilihan berjalan lancar dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
Faktor X
Selain kedua faktor di atas, alasan seperti kurangnya waktu, minat, atau insentif, adanya tekanan atau intimidasi dari pihak-pihak tertentu, juga menjadi kendala dalam merekrut anggota KPPS.
Pertama-tama, waktu memang menjadi faktor utama. Bagi orang yang bekerja penuh waktu dan memiliki tanggung jawab pribadi yang harus diprioritaskan, sering kali merasa bahwa waktu yang harus dikorbankan untuk menjadi anggota KPPS terlalu besar.Â
Harus mengurus ini itu dan persyaratan administratif yang penuh birokrasi, tidak memungkinkan jika mereka harus bolak-balik minta izin cuti dari perusahaan.
Selain itu, kurangnya minat dari generasi muda juga menjadi persoalan serius. Saya sering mendengar keluhan betapa mereka merasa tidak tertarik atau terhubung dengan proses politik dan pemilihan umum. Hal ini tentu menjadi kendala besar dalam merekrut anggota KPPS, terutama di kalangan pemuda.
Tidak hanya itu, adanya tekanan atau intimidasi dari pihak-pihak tertentu juga turut memperumit situasi. Semua pasti pernah mendengar atau membaca beragam cerita anggota KPPS yang merasa terintimidasi oleh pihak-pihak yang ingin memengaruhi hasil pemilihan.Â
Hal ini tentu saja membuat banyak orang enggan terlibat, karena tidak ingin terlibat dalam situasi yang dapat menimbulkan konflik atau bahaya bagi diri mereka.
Oleh karena itu, para ketua RT harus berupaya untuk memberikan sosialisasi, motivasi, dan fasilitasi yang baik kepada warga agar mereka mau dan mampu menjadi petugas KPPS yang profesional dan berintegritas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H