Kalian pasti pernah mendengar nama Sam Altman. Dia adalah seorang pengusaha dan investor teknologi yang terkenal sebagai mantan presiden Y Combinator, sebuah perusahaan modal ventura yang mendanai ratusan startup seperti Airbnb, Dropbox, dan Stripe.
Sam Altman juga merupakan salah satu pendiri OpenAI, sebuah organisasi penelitian kecerdasan buatan (AI) yang bertujuan untuk menciptakan AI yang dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia tanpa membahayakan atau mengendalikan mereka.
Salah satu proyek OpenAI yang paling ambisius adalah ChatGPT. ChatGPT diklaim sebagai salah satu sistem AI paling canggih dan fleksibel yang pernah dibuat, karena dapat menyesuaikan gaya, nada, dan konteksnya sesuai dengan input pengguna.
Salah satu kekhawatiran dari semakin canggihnya AI adalah potensinya yang bisa mengancam umat manusia. Dengan kemampuan pembelajaran dan pemrosesan AI yang berkelanjutan, ada ketakutan bahwa suatu saat AI akan melampaui kecerdasan manusia dan berpotensi mengarah pada singularitas AI. Mirip seperti komputer SkyNet di dalam film Terminator.
Berkaitan dengan hal itu, ada sebuah teori konspirasi yang mengelilingi Sam Altman. Jika kamu melihat foto-fotonya yang beredar di Internet, maka dia terlihat selalu membawa sebuah tas punggung berwarna biru muda.
Menurut teori konspirasi yang beredar, di dalam tas punggung itu terdapat sebuah Macbook yang bisa ia pakai untuk mematikan server yang dipakai oleh ChatGPT. Jadi seandainya suatu saat nanti ChatGPT sudah tidak nurut lagi dengan manusia penggunanya, maka Sam bisa mematikannya. Seperti tombol nuklir yang dimiliki oleh presiden AS.
Walau teori ini tidak dikonfirmasi secara resmi oleh Sam sendiri atau ada buktinya, tapi setidaknya itu mewakili kekhawatirannya terhadap potensi risiko dari AI. Sebab Sam dikenal bertanggungjawab dan berkomitmen dalam menjaga AI agar berkembang namun dalam batas yang masih bisa dikendalikan.
Atau bisa jadi tas punggung biru itu isinya biasa saja, sama seperti isi tas punggung para pekerja pada umumnya. Kenapa dia memilih tas punggung biru? Mungkin ia ingin memilih sebuah aksesoris ikonis yang bisa melekat pada image dirinya.
Ambil contoh seperti Mark Zuckerberg, pendiri Facebook yang selalu memakai t-shirt berwarna abu-abu dan celana jeans. Atau seperti Steve Jobs, pendiri Apple yang selalu memakai baju dengan leher turtle neck. Nah mungkin Sam ingin tas biru itu selalu diasosiasikan dengan image dirinya.
Tapi apapun isinya, baik itu memang tombol nuklir ChatGPT sungguhan atau hanya sebagai metafora visual, perkembangan teknologi yang cepat jangan sampai mengubah dunia kita ini seperti dunia dalam film Terminator, dimana AI yang memegang kendali.
Seandainya memang di dalam tas itu adalah tombol kiamat buat AI, setidaknya kita bisa sedikit merasa aman bahwa ada seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggagalkan upaya AI dalam menguasai manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H