Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Ojol Dibayar Daun, Kejadian Mistis atau Hanya Demi Konten?

15 Agustus 2023   12:17 Diperbarui: 15 Agustus 2023   12:27 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu sewaktu saya kecil, ibu saya pernah bercerita tentang sebuah kisah bernuansa mistis dan gaib. Ceritanya ada seorang tukang becak yang penumpangnya minta diantarkan ke sebuah tempat. Sesampainya di tempat, si penumpang itu membayar si tukang becak dengan selembar uang kertas. Keesokan harinya ketika si tukang becak itu ingin memakai uangnya, ternyata uang tersebut berubah menjadi selembar daun.

Baru-baru ini juga heboh kejadian seorang driver ojol di Bogor yang mengalami kejadian serupa seperti cerita tukang becak tadi. Ia diminta mengantar penumpang dari kawasan BSD ke Cilejit. Setelah sampai di lokasi, si ojol mengaku diberi uang Rp180.000 oleh penumpangnya, tapi setelah itu uangnya berubah menjadi daun.

Apakah ini ulah orang Bunian?

Orang Bunian adalah sebuah konsep dalam kepercayaan tradisional Melayu yang mengacu pada makhluk halus atau supranatural. Konsep ini banyak ditemukan dalam budaya Melayu di Malaysia, Indonesia (terutama di Sumatera), dan Brunei. Orang Bunian sering dianggap sebagai makhluk gaib yang tinggal di alam lain atau dunia paralel yang berdampingan dengan dunia manusia.

Orang Bunian diyakini memiliki kemampuan untuk berubah bentuk menjadi manusia atau makhluk lain, seperti binatang atau objek. Mereka bisa muncul dalam bentuk yang menarik atau memikat manusia.

Mereka dapat berinteraksi dengan manusia, baik dengan cara yang positif maupun negatif. Beberapa orang percaya bahwa mereka bisa membantu manusia dalam berbagai hal, seperti memberikan keberuntungan atau kesejahteraan. Namun, ada juga cerita yang menggambarkan orang Bunian sebagai makhluk yang suka mengganggu atau memperdaya manusia.

Apakah saya percaya dengan cerita itu?

Jangan salah sangka, saya seratus persen percaya bahwa makhluk gaib itu ada. Makhluk tidak kasat mata yang hidup di dimensi lain itu ada. Agama saya pun mengajarkan bahwa malaikat, jin, dan setan itu nyata, bukan hanya sekadar mitos. Apalagi di daerah-daerah seperti hutan, gunung, atau tempat-tempat sepi yang jarang ada manusia.

Tapi untuk kisah ojol driver itu, kok ada beberapa hal yang mengganjal di benak saya.

  • Salah identifikasi

Seperti dijelaskan di video akun TikTok bungsu0178, si ojol itu mengantar penumpangnya dari BSD ke Cilejit pada dini hari. Jika dilihat di Google Maps, jarak dari BSD ke Cilejit itu sekitar 21 km. Bayangkan, pada dini hari yang lagi capek-capeknya dan ngantuk, harus naik motor sejauh itu. Belum lagi di tempat tujuan, lokasinya minim cahaya.

Bisa jadi, memang dari awal penumpang yang manusia asli itu punya niat nakal untuk tidak membayar. Dia memilih tempat remang-remang untuk turun dan memberikan daun kepada si driver ojol yang sudah lelah dan mengantuk. Sehingga daun yang berwarna hijau itu pun salah diidentifikasi sebagai uang oleh si ojol.

  • Makhluk gaib sudah jago IT?

Meski di videonya tidak dijelaskan bagaimana cara si ojol itu dapat penumpangnya, saya berasumsi karena dia ojol maka dia mendapatkanya lewat aplikasi.

Pertanyaannya tentu saja, apakah makhluk gaib sekarang sudah punya smartphone dan bisa instal aplikasi? Kalau memang bisa, mungkin kita bisa minta tolong mereka untuk memberangus pinjol ilegal atau pelaku kejahatan lewat APK palsu.

  • Hanya buat konten

Hari gini, apa pun akan dijadikan konten di medsos demi meraih like dan menjadi viral. Apalagi masyarakat Indonesia yang gemar sekali dengan kisah horor dan mistis. Konten seperti cerita ojol itu bisa berpotensi menjadi viral, dan memang akhirnya menjadi viral kan?

Nah, entah kamu percaya atau tidak, keyakinan terhadap cerita seperti ini adalah hal yang sifatnya individual dan dapat bervariasi antara individu. Ada yang yakin, sementara yang lain mungkin lebih skeptis atau memiliki pandangan yang lebih logis. Jadi penting untuk menghormati perbedaan pandangan ini dengan sikap saling menghormati dan menghargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun