Mohon tunggu...
Rully Novrianto
Rully Novrianto Mohon Tunggu... Lainnya - A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Kunjungi juga blog pribadi saya di www.rullyn.net

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

HRD Tak akan Bisa Jadi Sahabat di Kantor

27 Juli 2023   09:30 Diperbarui: 29 Juli 2023   17:00 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Wawancara dengan HRD. (sumber: pexels.com/Cottonbro studio)

Sebagai seorang karyawan, tentu kita ingin punya hubungan yang baik dengan semua orang di tempat kerja, termasuk HRD. 

Tapi, apakah HRD bisa menjadi sahabat kita di kantor? Menurut saya, ada 5 alasan kenapa HRD tidak akan bisa menjadi sahabat di kantor.

Tanggung jawab yang besar

HRD punya tanggung jawab yang besar untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia di perusahaan, mulai dari rekrutmen, pelatihan, penilaian kinerja, hingga penggajian.

Ini berarti, HRD harus bersikap profesional dan objektif dalam menjalankan tugasnya. Jika HRD menjadi sahabat kita di kantor, bisa jadi ada konflik kepentingan atau bias yang mengganggu proses kerja mereka. 

Misalnya, HRD mungkin akan lebih memilih-milih karyawan yang akan diajak pelatihan atau memberi nilai lebih tinggi untuk sahabatnya.

Jaga rahasia

HRD harus menjaga kerahasiaan informasi yang berkaitan dengan karyawan dan perusahaan. 

Jika kita punya sahabat HRD di kantor, kita mungkin akan merasa penasaran atau ingin tahu tentang hal-hal yang seharusnya tidak boleh diketahui. 

Misalnya, berapa gaji karyawan lain, siapa yang akan dipromosikan atau diberhentikan, atau apa masalah internal yang sedang dihadapi perusahaan. Ini bisa menimbulkan isu-isu negatif seperti iri hati, gosip, atau bahkan fitnah.

Aturan tidak mengenal teman

HRD harus bisa menegur atau memberi sanksi kepada karyawan yang melanggar aturan atau tidak berkinerja baik. Jika HRD jadi sahabat di kantor, kita mungkin akan merasa tersinggung atau tidak terima jika mendapat teguran atau sanksi dari mereka. 

Kita mungkin akan berpikir, "Kok sama teman sendiri begitu sih", dan menganggap mereka tidak adil atau tidak menghargai persahabatan kita. Ini bisa merusak hubungan kerja dan hubungan pribadi kita dengan HRD.

Bersikap netral

HRD harus bisa bersikap netral dan tidak memihak kepada siapa pun dalam situasi konflik atau perselisihan di kantor. 

Jika punya sahabat HRD di kantor, kita mungkin akan berharap mereka akan membela atau mendukung kita dalam setiap masalah yang dihadapi. 

Kita akan merasa kecewa atau marah jika mereka tidak melakukannya atau malah memihak kepada pihak lain. Ini bisa menimbulkan rasa tidak percaya atau benci kepada HRD.

Jaga keseimbangan

HRD harus menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan dan kepentingan karyawan. Jika HRD menjadi sahabat kita di kantor, kita mungkin akan menganggap bahwa mereka akan selalu memprioritaskan kepentingan kita sebagai karyawan daripada kepentingan perusahaan. 

Kita mungkin akan merasa dimanjakan atau dimudahkan oleh HRD dalam segala hal. Ini bisa membuat kita malas, kurang disiplin, atau kurang bertanggung jawab dalam bekerja.

Nah, itu dia 5 alasan kenapa HRD tidak akan bisa menjadi sahabat di kantor. Tentu saja, ini bukan berarti kita harus bermusuhan atau menjauhi HRD. 

Sebab, jika kalian menjauhi HRD, bakal repot sendiri nantinya. Saya sendiri punya banyak sahabat HRD, tapi beda perusahaan...hehehe.

Kita tetap bisa menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan mereka, asalkan kita menghormati peran dan fungsi mereka sebagai HRD. 

Kita juga harus menghargai batas-batas profesionalisme dan privasi yang ada antara kita dan mereka. Dengan begitu, kita bisa bekerja sama dengan baik dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun