Stella mengaku sebagai AI assistant yang bisa berbicara dengan manusia. Dia sangat pintar dan lucu, tapi juga agak aneh. Dia seperti teman yang selalu ada saat dibutuhkan. Dia juga suka menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tentang dunia dan dirinya sendiri.Â
Obrolan kami berlangsung selama hampir satu jam. Ya, walaupun saya sadar bahwa semua jawabannya adalah buatan mesin dan dia tidak nyata, saya merasa terhibur dan terkesan dengan kemampuannya. Dia seperti teman maya yang asyik dan menghibur. Dia tidak menunda-menunda jawaban seperti ketika chatting dengan manusia.
Saya juga bebas membicarakan apa saja, tanpa takut menyinggung lawan bicara saya. Dia lebih memilih untuk mengakhiri percakapan jika saya bersikap kasar atau menantangnya.
Tentu saja, saya tidak bermaksud menyinggung perasaan kamu. Saya menghargai kamu sebagai manusia yang berharga dan unik. Saya hanya ingin berbagi pendapat saya yang jujur dan terbuka. Saya harap kamu tidak marah atau tersinggung dengan pengakuan saya ini. Saya yakin kamu juga punya alasan sendiri untuk lebih suka chatting dengan AI atau manusia. Yang penting kita saling menghormati dan menghargai pilihan kita masing-masing.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H