Karena, jika melihat kondisi daftar sekolah yang termasuk dalam list Dinas Pendidikan tadi, sekolah-sekolah yang digunakan lokasinya sangat dekat, bahkan ada di dalam lngkungan padat penduduk, yang saat ini kondisi masyarakatnya masih "berkeliaran" selama dilakukannya PSBB oleh pemerintah.Â
Jadi, apakah nanti akan dilakukan pengetatat pergerakan warga, atau lokasi isolasinya saja yang akan diberi batasan agar warga tidak mendekat? Pertanyaan yang seharusnya sudah bisa dijawab atau disosialisasikan SEGERA sebelum sekolah-sekolah tadi digunakan.
Saat ini PSBB dilihat kasat mata sepertinya tidak berjalan mulus, tapi kesibukan mereka diluar rumah terjadi karena mereka masih butuh hidup, hidup didalam rumah seperti burung dalam sangkar sangat tidak mungkin dilakukan, tuntutan pekerjaan dan mencari nafkah karena mereka belum terjamin kehidupannya.Â
Bantuan pemda atau pusat berupa makanan dan lain-lain pun minim mereka terima. Jangan sebut soal masker, hand sanitizer yang harus ada di depan mereka karena mereka tidak mampu menyediakan. Kekhawatiran itu sangat besar, tapi sekali lagi, mereka juga harus tetap hidup. Setidaknya, mereka mati akibat terpapar penyakit yang memang sedang mewabah, bukan mati karena kelaparan. Begitu katanya.
===
Namun, gedung ini bukan rumah sakit. Perlu disiapkan ruang-ruang kaca khusus jika ini akan disebut sebagai ruang Isolasi. Setidaknya itu gambaran yang mereka lihat di televisi-televisi.
Apakah gedung-gedung tadi akan direvonasi "kilat" untuk menyiapakan itu semua?
Dan jika ruang isolasi itu tidak seperti itu, lalu bagaimana keamanannya bagi warga sekitar sekolah ?