Ketika dalam kondisi normal mereka hanya beberapa jam saja menempuh pendidikan formal di sekolah/kampus; sementara lebih banyak sesi lainnya ia habiskan di luar sekolah melalui pengalamannya, baik belajar kelompok, les, bermain, jalan-jalan, dll.
Tapi saat ini, mereka hanya berinteraksi dengan orang rumah, orang tuanya, adiknya, kakaknya, atau kakek-neneknya jika serumah. Bukankah sangat bisa menggali potensi interaksi lewat ilmu pengetahuan lewat pengalaman langsung siswa dengan anggota keluarga lain ?
Misalnya pengetahuan bersikap, pengetahuan berkomunikasi yang baik, kepekaan terhadap anggota keluarga, atau dengan pengalaman-pengalaman kecil seperti membersihkan rumah, memperbaiki barang yang rusak, berkebun, memasak, menyiapkan makanan. Sesederhana itu sesungguhnya hakikat pengetahuan dan akan terus terbawa di kehidupan mendatang, baik di level sekolah lanjutan, dunia kerja, bahkan rumah tangga.
Hidupkan interaksi anggota keluarga dalam kondisi "darurat" kali ini. Jika mampu, buat video pendek untuk memberikan instruksi secara langsung, namun jika tidak; ada banyak video-video tersebar di youtube sebagai referensi bahan diskusi baik berupa iklan, film pendek, maupun video lucu yang bisa dijadikan bahasan interaksi tadi. Atau mungkin pembelajaran mengenai COVID-19 ? kenapa tidak, hal ini terus berkembang dari hari ke hari dan semua lapisan umur diharapkan mengerti dan paham.
Jangan hanya "latah" memberi penugasan jarak jauh kepada siswanya, terstruktur seolah menggantikan pembelajaran hari ke hari yang semestinya dilakukan di ruang-ruang kelas, walaupun ini juga bukan sesuatu yang salah pastinya, tetapi dalam konteks ini institusi pendidikan sesungguhnya sebagai institusi pendidikan formal, yang bertugas memberikan bekal secara penuh dan sah karena sudah diberikan mandat oleh orang tua siswa dalam mempersiapkan anak-anak mereka kedepan. Sedangkan orang tua, sepenuhnya bertanggung jawab terhadap penerapan pendidikan di rumah sebagai hasil dari yang anaknya peroleh di sekolah.
Saatnya para pengajar menunjukkan bahwa Rumah-lah tempat para siswa ini dibentuk karakternya, dimatangkan, dan dididik secara dominan. Bukanlah sepenuhnya tugas pengajar di institusi formal yang membentuk itu semua. Peran orang tua/ wali lah yang paling besar dan berpengaruh. Pengajar hanya mengarahkan dan "memberi jalan".
Semoga kedepannya semua menyadari tugas dan fungsinya dalam sistem pembelajaran, tidak akan lagi yang "terkejut" dalam menyampaikan keilmuan walaupun berjarak antara guru dengan siswa.
Selamat belajar untuk kita semua, semoga semua disehatkan dan dikuatkan melewati pandemik corona ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H