Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Virus Corona dan Efek Kejut di Sistem Pendidikan Kita

22 Maret 2020   07:12 Diperbarui: 30 April 2020   19:03 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untungnya, program pemerintah dalam "meredam" gejolak ini dinilai sudah sangat baik. Pengetahuan/ informasi mengenai virus Covid-19 inipun gencar dilakukan di segala lini, penyebaran info di lokasi publik, media sosial, grup-grup WhatsApp, youtuber/ influencer, penyuluhan ke komunitas dan sekolah-sekolah, serta alternatif pencegahan lewat bahan-bahan alami yang ada disekitar kita-pun sangat terasa. 

Beberapa minuman alami seperti jamu kembali menjadi minuman favorit di masyarakat, bahkan bahan alami seperti jahe sempat melambung harganya karena menjadi incaran utama. Penerapan gaya hidup sehat-pun mulai dilakukan oleh masyarakat, terlihat di berbagai lokasi berkumpulnya massa seperti stasiun, terminal, perkantoran, dan sekolah disediakan hand sanitizer, serta kesadaran masyarakat untuk membawa alat pembersih sendiri (minimal untuk mencuci tangan) banyak terlihat di berbagai tempat.  

===

Kembali ke libur sementara sekolah, sepertinya liburan klai ini tidak menjadi "keriangan" seperti biasanya. Kali ini merupakan liburan berbentuk SFH (Study From Home) bagi para siswa, dan WFH (Work From Home) bagi para pengajarnya.

Yah, memang ada Guru, Dosen, atau tenaga pengajar lainnya harus tetap ke sekolah/ kampus masing-masing, atau minimal melakukan piket/ giliran hadir sebagai bentuk pengganti absensi serta koordinasi mengenai perkembangan dan aktifitas belajar mengajar siswa di rumah. Sedangkan siswa sendiri, seperti halnya melakukan pembelajaran di kelas; diwajibkan standby di jam belajar untuk siap menerima materi belajar/ tugas lewat alat elektronik (gadget) yang harus dikerjakan yang kemudian digunakan sebagai tolak ukur penilaian. 

Tentunya, hal ini tidak terlalu sulit untuk kelas setingkat SMA/ Kuliah, tapi akan menjadi PR besar bagi orang tua siswa yang anaknya merupakan pelajar tingkat TK, SD, bahkan SMP, yang masih perlu bimbingan atau bahkan belum bisa/ dipercaya dalam menggunakan gadget secara mandiri.

Dan...seperti disebutkan diatas, "efek kejut" pun terasa sekali disitu.

Dunia pendidikan kita yang terbiasa berinteraksi dalam lingkungan fisik sekolah, terlihat "terkejut" ketika "dipaksa" menjauhkan guru dengan siswanya, namun diwajibkan tetap harus terjadi proses belajar mengajar. Orang tua siswa yang selama ini tenang karena sudah "menitipkan" anak mereka untuk dilepas menuntut ilmu di sekolah kali ini juga "terkejut" karena harus memantau secara penuh ilmu yang ditransfer dan diaplikasikan kepada anak mereka masing-masing secara langsung.

====

Sejak awal millenial, sebetulnya dunia sudah memberikan tanda bahwa kemajuan teknologi digital tidak akan hanya berkutat pada dunia robotik, otomotif, serta IT saja. Perkembangan ini akan berpengaruh pada semua lini kehidupan, yang salah satunya dunia pendidikan.
Transformasi dari PAPAN TULIS KAPUR menjadi WHITE BOARD di sekolah-sekolah, adalah awal pengaplikasian "kemajuan" tadi. 

Berkurangnya debu kapur di dalam kelas kemudian terus berkembang hingga awal tahun 2010-an sekolah-sekolah negeri mulai direnovasi bangunannya, mulai dilengkapi fasilitasnya, hingga ketika hadirnya kenaikan dana pendidikan yang signifikan pada APBN yang berakibat sekolah tingkat dasar dan menengah digratiskan secara nasional; kehadiran laboratorium komputer dan proyektor digital didalam ruang kelas bukan mejadi hal aneh yang kita temui di sekolah-sekolah negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun