Pabrik yang dimiliki keturunan Tionghoa ini berproduksi dengan mempekerjakan masyarakat asli Cirebon. Seiring perkembangan, keterampilan membuat Tahu Gejrot justru lebih dikuasai para buruh pekerja dibanding pemiliknya. Dan pada akhirnya para buruh pabrik tadi banyak yang berhenti bekerja dan mencoba untuk membuat usaha Tahu Gejrot sendiri.
Semenjak itulah Tahu Gejrot mulai menyebar dan menjadi makanan yang mudah ditemui di Cirebon.
Saya sendiri, punya kenangan khusus dengan Tahu Gejrot ketika orang tua saya bertugas di Cirebon. Saya dan kedua adik saya yang rutin berenang di Kolam Renang Ciperna - Cirebon ini, selalu jajan Tahu Gejrot setiap selesai berenang.Â
Menikmati lezatnya Tahu Gejrot dipinggir jalan masuk kompleks kolam renang yang asri dan teduh. Maklum saja tradisi keluarga kami memang selalu jajan bersama sejak kecil, dan baru menginjak SD kelas 6 kami dibekali uang ke sekolah dan dilepas untuk jajan sendiri.
====
Jika dengan pikulan, Gembolan depan merupakan makanan inti berupa tahu sumedang, bumbu (garam, bawang, gula merah, cabe rawit), piring/ cawan tanah liat, dan laci tempat menaruh hasil penjualan.Â
Sedangkan gembolan belakang merupakan tempat menaruh piring tambahan, ember kecil untuk mencuci piring, serta beberapa dirigen kecil tempat cadangan air tambahan.
Untuk piring kecil/ cawan tadi, sekarangpun sudah banyak digantikan dengan piring/ cawan kecil yang terbuat dari keramik. Namun, tetap untuk tempat ulek kasar bumbu menggunakan piring/ cawan dari tanah liat (gerabah) hitam sebagai ciri khasnya.