Jajanan depan pagar sekolah itu memang seringkali bikin takjub. Memang kalau dipikir soal kebersihan, container look, atau bahkan serving looknya, ya "unglaublich" lah kalau kata orang Jerman... tapi, mungkin bisa sedikit berbangga jika gara-gara makanan yang dibilang "jorok" tadi justru generasi-generasi kita malah (mungkin) tahan menghadapi berbagai macam penyakit; yang jika penyakit tadi heboh secara internasional, di negara kita bisa dibilang sangat sedikit dampaknya. Alhamdulillah...
===
Nah, jika kemarin saya sudah sempat mengulas salah satu jajanan "unglaublich" berupa cotton candy yang unik (baca disini), kali ini nemu lagi nih yang juga dibuat mirip-nirip, kekinian, namun dengan harga sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat (udah yah, kebanyakan nih kayaknya sangatnya) terjangkau harganya alias murah bingitz !!
Rata-rata kita pasti tahu yah yang namanya "GARRETT POPCORN ", yang hampir 2 tahun ini menghebohkan dunia "jastip". Popcorn atau jagung bledug, atau jagung berondong dari Malaysia atau Singapore ini menyajikan rasa beragam dan bentuk agak berbeda dari popcorn biasanya.
Jika popcorn yang kita kenal dahulu yang hanya dijajakan di pintu masuk bioskop yang kemudian berkembang dijual juga sudah ready di supermarket-supermarket dengan 2 rasa, yakni manis gula (karamel) dan asin (keju/mentega) saja...GARRETT POPCORN menawarkan sesasi lain dari sekedar karamel atau keju asin saja, ia menawarkan popcorn dengan rasa :
1. Caramel Crisp
2. Cheese Corn
3. Chicago Mix (Caramel Crisp + Chesee Corn)
4. Plain
5. Buttery
6. Macadamia Caramel Crisp
7. Pecan Caramel Crisp
8. Almond Caramel Crisp
9. Cashew Caramel Crisp
10. Nut Caramel Crisp
Jagungnya dimasak dan diaduk dalam satu kuali besar yang diolah dengan tangan dan dibumbui resep-resep rahasia keluarga. Nggak heran kalau popcornnya renyah dan meleleh dimulut. Cuma, soal harga memang terbilang cukup MAHAL sih, pilihan tentu ada di kita dong ya? cek dompet dulu deh.
Udah ngiler kan? nah...kalau ngiler, tapi dompet lagi tipis, atau jastipnya masih PO (Pre Order) dan  arrivalnya masih lama. Bisa dicari nih alternatifnya di tukang-tukang jualan depan sekolah-sekolah terdekat (semoga ada).
===
Dengan gerobak kecil biasa layaknya tukang getuk lindri (bisa dilihat disini juga), si penjual sedikit memodifikasi bangian atas gerobaknya dengan menambahkan mesin untuk memasak jagung tadi.
Bertuliskan POPCORN dari potongan potongan stiker, gerobak ini terlihat kecil diantara gerobak lainnya yang biasa berjajar depan pagar sekolah-sekolah tadi. Namun, keharuman, dan daya tarik popcorn yang sudah dibungkus rapi berwarna-warni ini sangat menarik perhatian pembeli yang rata-rata merupakan anak sekolah atau orang tua penjemput saja.
Namun, ketika mulai memasak, seluruh gula cair, pewarna makanan, dan perasa, dimasukkan jadi satu bersama bulir-bulir jagungnya, dan ketika mulai meletup, sang penjual mengaduk isi baskom tadi, yang sepertinya membuat letupan bentuk jagung tidak seperti biasa (sama seperti yang dilakukan koki GARRETT POPCORN).Â
Nah, jadilah bentuk jagung yang dihasilkan "mirip" dengan yang disajikan oleh GARRETT. Yah...memang tidak 100% berhasil, bentuk-bentuk "konvensional" jagung bledug yang sering kita lihat dulu juga masih banyak ditemukan sih.
But at least, the creativity to copy deserve our credit, right?
Walhasil, popcorn yang tersaji selain mirip, juga punya banyak pilihan rasa. Sedikitnya ada :
1. Asin
2. Manis Karamel
3. Anggur
4. Melon
5. Stroberi
6. Durian
Cukup menghibur dan bisa jadi pilihan bukan? Ditambah lagi, ini terbulang lebih higienis dibanding tukang bakso, ketoprak, dan sejenisnya karena pakai cuci mencuci yang hanya menggunakan 2 ember untuk berpuluh piring :)
Yang ini, setelah dimasak langsung masuk plastik ya kan?
Murah, Meriah, Seru, bukan ?
Yuk,. cari pedagang-pedagang seperti ini disekitar kita, untuk membantu perekonomian mereka. Selamat jajan !!!
PS : ada yang nambahin (terima kasih sebelumnya). Garrett menggunakan bahan popcorn jenis MUSHROOM, sedangkan popcorn kebanyakan menggunakan jenis BUTTERFLY, sehingga hasilnya berbeda, walau tetap saja seringkali dalam jumlah kecil bentuk akhirnya sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H