Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Indonesia (Sudah) Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri?

13 Februari 2020   14:50 Diperbarui: 13 Februari 2020   16:22 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia harus bisa berkaca pada Korea. Korea Selatan adalah negara yang menyadari keunggulan sektor ekonomi kreatif. Pemerintah negara ini berkomitmen menjadikan Korsel sebagai kekuatan utama industri budaya global sejak 20 tahun lalu, saat pasar film domestik dikuasai Hollywood.
Kini kerja keras mereka membuahkan hasil. Jumlah penduduk Korea Selatan yang "hanya" 51 juta. Tapi jumlah tiket film nasional mereka yang terjual mencapai lebih dari 114 juta, lebih besar dari film asing yang "hanya" sekitar 105 juta.

Lebih dari itu, film-film Korea pun mengalir ke seluruh dunia. Film Parasite (2019) yang memperoleh begitu banyak penghargaan di ajang festival internasional, termasuk Oscar. Pemasukan totalnya dari pasar seluruh dunia mencapai US$ 160 juta, dengan US$ 31 juta dari pasar Amerika Serikat. Belum termasuk Netflix, televisi berbayar dan rantai bioskop CGV.

Indonesia bisa saja mengabaikan upaya serius untuk membangun industri film nasional. Tapi harus diingat, industri film global, dengan beragam platformnya, akan terus tumbuh. Dan jika ini tidak diperhatikan secara tajam, maka Indonesia akan kehilangan angka yang cukup besar lewat industri ini.

====

Dokpri
Dokpri


Tren film Indonesia juga ternyata masih stagnan dari hasil survey. Film bergenre KOMEDI masih menjadi "juara" yang terus bersaing dengan genre "horor". Sedangkan tema percintaan, laga, sejarah, dan biografi, adem ayem di posisi yang sama selama ini. Ini terbukti dari judul-judul film yang mampu merain penonton jutaan adalah lebih banyak film dengan genre horor dan komedi di Indonesia.

Ini pulalah yang membuat para produsen film, berlomba membuat film dengan genre film tadi, demi meraih pundi-pundi uang untuk kembali diputar dengan memproduksi film baru, atau bahkan menetapkan strategi "sequel" untuk filmnya yang meraih kursi penonton yang besar.

Dokpri
Dokpri

Pemaparan riset ini, akhirnya memiliki kesimpulan bahwa Film Indonesia Hampir menjadi Tuan Rumah di Negerinya sendiri. Hal ini didasarkan dari jumlah film Indonesia yang makin banyak di produksi, Makin banyak jumlah Theater yang dipakai untuk memutar film Lokal, serta makin banyaknya jumlah penonton film yang menonton film buatan Indonesia. Bahkan film Indonesia lebih populer dibanding film Hollywood, India, atau Korea di tahun 2019.

====

Walau ada sedikit insiden dari meja peserta yang mempertanyakan "keberpihakan" penyelenggara bioskop tanah air yang selalu memberi prioritas kepada PH (Production House/ Rumah Produksi) Film besar untuk memberikan layarnya dibanding kepada PH Menegah untuk memutar film produksinya, secara keseluruhan acara ini berjalan baik dan lancar. Ruangan yang tadinya memanas, sampai-sampai Chand Parwez Servia sebagai ketua umum APFI (Aosiasi Pengusaha Film Indonesia) harus angkat bicara menangahi keributan ini, ditambah lagi Hans Gunadi (CEO 21 Group) yang mengajak semua tamu undangan untuk ikut merenungkan langkah yang sudah ia ambil dalam mengelola jaringan bioskopnya terhadap isu-isu yang beredar selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun