Berbagai jenis restoran dengan aneka jenis makanan terus tumbuh, bahkan pemda DKI saat kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama membuat blok khusus yang disediakan untuk pedagang kaki lima untuk tetap bisa beradu rejeki disini, plus pembenahan "gang" kecil yang menjuju ke Bank Syariah Mandiri-pun menjadi fokus agar semua kalangan bisa menikmati kuliner diseputaran jalan sabang.Â
Maka jadilah jalan sabang saat ini surga kuliner untuk kalangan atas sampai bawah, dimana penjual otak-otak sepeda seharga 10rb per porsi, gerobak gado-gado, sampai makanan timur tengah yang berporsi 100rb lebih ada disini.
Layaknya warung pempek lainnya, di depan sudah terpampang jenis-jenis pempek yang bisa dipilih dan tersedia saat itu; jadi jangan tanyakan jika pempek yang kita inginkan tidak terpampang di etalase depan.Â
Begitupun penganan lain, cemilan atau kue-kue basah khas palembang juga tersedia disini, bisa kita pilih dan bayar langsung, atau pilih, lalu titip di kasir untuk kemudian dibayar bersamaan setelah pempek pesanan kita datang untuk dibawa pulang/ selesai disantap ditempat.
Bagian "lobby" memang terasa sempit sesak, etalase, ruang tunggu dengan beberpa kursi, lemari cemilan dan kue, terbayarkan ketika kita mulai masuk kedalam. Ruangan lebih luas, dengan sederet meja dan kursi rasanya hampir 100 orang bisa ditampung untuk sekali makan bersamaan.
Tapi memang lagi-lagi, restoran besar dengan rasa enak, pasti selalu ramai dikunjungi dan jika penataan posisi makan yang masih "tradisional", pasti tingkat kenyamanan "agak terabaikan". Disini kita mungkin akan sering terganggu ketika sedang menikmati menu yang dipesan dengan lalu lalang pengunjung lain dengan kata-kata "permisi...permisi...", hehehehehehehe.
====
Bayangkan saja, selain jenis pempek adaan, lenjer, kapal selam, keriting, kulit, tekwan, dll yang biasa kita jumpai, sebangsa pindang patin, iga sapi, dan putih telur khas palembang juga tersedia lengkap dengan porsi nasinya. Maka tidak heran, kesibukan pelayan disini saat melayani pelanggan yang belum terhitung dari pesanan makanan via online service.
Harga yang ditawarkan memang sedikit lebih mahal, beda sekitar 2-3rb dibanding warung pempek terkenal lainnya. Namun, melihat lokasi rasanya wajar perbedaan harga tadi karena pempek yang tersaji bentuknya sama dengan lainnya, tidak lebih kecil, dan tidak mungkin juga lebih besar.
Ketika pesanan kami datang (saat itu saya mampir ber 3, dengan sahabat-sahabat saya sewaktu masih tinggal di Jerman), lagi-lagi perbedaan harga 2-3rb tadi terbayar sudah. Penyajian pempek disini lain daripada yang lain. Mewah untuk sekelas penganan tradisional ! Rasanya, status pempek sebagai makanan biasa, bisa menjadi makanan eksekutif disini, walau dengan harga terjangkau. Senang rasanya melihat serving service restoran biasa menjadi seperti restoran kelas atas.