Getuk atau Gethuk, diartikan sebagai makanan ringan yang terbuat dari bahan ketela pohon atau singkong sebagai bahan utamanya, menurut Wikipedia. Masih menurut sumber yang sama, getuk mudah ditemukan di daerah Jawa Tengan dan Jawa Timur, yang artinya bisa dipastikan adalah daerah asal penganan ini berawal.
Getuk sendiri, dikenal ada 2 jenis, yakni:
1. Getuk, singkong yang sudah masak pada waktu suhu masih panas ditaburi potongan-potongan kecil gula jawa sehingga berwarna coklat tidak merata tumbukan getuk ini bentuknya kasar.
2. Getuk lindri, singkong masak yang digiling halus dengan gula pasir, dibubuhi pewarna makanan dan vanili dan setelah itu dicetak kecil-kecil memanjang dan dirapatkan memanjang ini serupa dengan mie hingga berbentuk memajang dengan ketebalan sekitar 2cm lebar 4cm, setelah itu dipotong-potong berbentuk panjang sekitar 5cm dan lebar 4cm.
Sedangkan, jika dari bahan pembuatnya, getuk terdiri dari :
1. Getuk singkong, getuk yang terbuat dari bahan baku singkong
2. Getuk ubi, getuk yang terbuat dari bahan baku ubi rambat
3. Getuk talas, getuk yang terbuat dari bahan baku talas
4. Getuk pisang, getuk yang terbuat dari bahan baku pisang
====
Khusus untuk Getuk Lindri, seingat saya pertama kali makan penganan ini saat duduk di bangku SMA setelah pindah ke Jakarta. Makanan ini sangat khas yang dijual berkeliling dengan menggunakan gerobak ramping berkaca besar, dan pasti sangat berisik ketika lewat.Â
Dahulu, lagu-lagu yang sering diputar adalah lagu dangdut, atau disko. Dan sepertinya, volume suara yang diset saat itu pasti dalam posisi angka 9 dari 10...pokoknya berisik lah, mengganggu sih sebenarnya buat saya yang anak metal (hehehehehehe).Â
Positifnya, memang ketika menunggu pedagang Getuk Lindri ini, bisa dipastikan kita tidak akan kelewatan layaknya ketika menggu tukang jamu, tukang siomay, atau pedagang gorengan keliling (ya kali udah suara kemana-mana gitu masih gak denger).
Nama Getuk, diambil dari bunyi 'tuk-tuk' dari kegiatan menumbuk singkong hingga halus. Sedangkan nama lindri bukan merupakan nama seseorang atau pelopornya, melainkan proses penggulungan adonan yang dinamakan lindri.
Getuk Lindri umumnya dibuat dalam tiga warna, seperti cream, pink dan hijau muda; yang konon berarti melambangkan sifat getuk yang sangat sederhana dan dapat diingat selalu oleh siapapun yang menyantapnya.
Selain itu Getuk Lindri juga memiliki aroma lain dibanding getuk lainnya, yaitu menggunakan daun pandan sebagai pengharum serta parutan kelapa gurih ditambah taburan gula pasir yang bikin gimana gitu pas dikunyah di mulut.
Oya, kini banyak juga pengusaha-pengusaha millenial memodifikasi Getuk Lindri dengan menambahkan rasa-rasa tertentu seperti cokelat, keju, strawberry dan pandan, plus menamai produk Getuk Lindri tersebut dengan nama-nama kekinian.
====
Harganya yang terbilang murah, sekitar 2ribu rupiah per potong menjadikan getuk lindri sebagai cemilan sore favorit anak-anak dan keluarga disekitar perumahan kami... selain keunikan lagu-lagu dangdut koplo, campursari, dan disko yang disetel keras-keras tentunya. Tau gak ? kadang anak-anak atau orang-orang yang lagi nongkrong di warung suka ikutan joget-joget loh sambil menunggu racikan pesanan mereka diantarkan sang penjual.
Ayo...kita lestarikan penganan tradisonal kita, sekaligus terus membantu pedagang kecil dengan membeli barang dagangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H