Jujur saja, tidak terlalu kaget ketika membaca broadcast dan ramai beberapa grup Media yang saya ikuti ketika mulai membahas sebuah artikel yang mengatakan bahwa sebentar lagi akan terjadi PHK besar-besaran di sebuah stasiun televisi yang dikenal sebagai NET TV.
Stasiun televisi yang "lahir" tidak jauh berbeda dengan "pergantian kulit" TV yang saat itu saya masih bekerja di dalamnya, dengan status sama, yakni TV Berjaringan...bukan TV Nasional, karena memang kran TV Nasional saat itu sudah "dikunci" mengingat terlalu TV Nasional dan TV Daerah yang tumbuh pesat, sedangkan "kue" iklan yang tersedia dalam posisi stagnan.
Launching NET. (mereka tidak menyebut kata TV didalamnya), membuat heboh jagat pertelevisian tanah air, terlebih TV tempat saya bekerja saat itu.
Ketika pola penyiaran, baik news maupun entertainment sepertinya "seragam" dan bernada "sama", NET. menghadirkannya dalam bentuk yang benar-benar FRESH dan OUT OF THE BOX untuk pola industri pertelevisian tanah air.
Mengusung tagline "televisi masa kini" dan digawangi mantan punggawa TRANS TV yakni Wishutama atau yang akrab dipanggil Mas Tama ini, sepertinya siap "menghajar" seluruh TV pendahulunya dengan sajian News, Entertainment, Talkshow, Opera, yang betul-betul berbau dan style "luar negeri" dan "milenial".
Sebut saja program-program andalannya seperti Indonesia Morning Show, Ini Talkshow, Breakout, WIB, WIT, OK-JEK, NET. 10. NET. 12, Tetangga Masa Gitu, Sarah Sechan, dan lain sebagainya yang kesemuanya sangat-sangat enak dinikmati, belum lagi sajian kualitas gambar di layar yang jernih jika dibanding stasiun TV lainnya.
Bahkan tidak hanya itu, konten tayangan mereka yang disajikan via Youtube Channelnya-pun punya viewers yang fantastis. Virus "tayangan masa kini" yang sebelumnya hanya bisa dinikmati di beberapa kota di Indonesia ini, cepat menyebar sehingga kota-kota yang tidak mendapatkan siaran FTA (Free Toa Air) NET. mengejarnya lewat situs berbagi video terkenal tadi.
Tidak ayal, ketika saya pribadi "mengorek" info soal pemasukan yang didapat lewat AdSense Google angka yang diperoleh cukup fantastis...cukup bisa untuk membayar gaji level GM di perusahaan yang bernama resmi PT. Net Mediatama Indonesia, yang sebelumnya mengambil alih hak dan frekwensi siar dari PT. Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon Indonesia), televisi yang full menyiarkan konten anak di Indonesia, terlebih tayangan serial kartun anak.
====
Setahun berjalan, NET. tidak berhenti membuat gebrakan saat tayangan launchingnya saja. Tayangan ulang tahun yang diberi judul NET. 1.0, NET 2.0, NET 3.0, dan seterusnya juga membuat decakan kagum pemirsa setia dan televisi lain sebagai "rival". Sebuah stasiun TV berjaringan mampu menghadirkan suguhan spektakuler layaknya televsisi Nasional.
Bahkan lebih hebat lagi karena selalu menghadirkan Artis-artis ternama Internasional bukan lagi Nasional layaknya TV Nasional kebanyakan saat membuat tayangan ulang tahunnya.
Sebut saja, Ne-Yo, Craig David, FEM (Far East Movement), Demi Lovato, dll ini pernah mejeng di layar NET. dan GRATIS dinikmati para pecintanya di tanah air terutama yang datang di lokasi HUTnya. Hal yang sangat jarang terjadi di HUT TV NAsional manapun, tapi di NET. hal tadi merupakan "kewajiban" dalam setiap HUT nya.
Pertanyaan besar pasti menggantung disetiap kepala para insan media, dan pemerhati pertelevisian tanah air: darimana NET. yang dimiliki oleh Indika Group ini punya dana sebesar itu?
Bahkan tayangan rutinnya pun "nendang" banget dengan pembawa-pembawa acara besar yang dikontrak "ekslusif" sehingga pemirsa hanya bisa menemukan mereka di NET. dan tidak akan muncul di TV lain?
Bukankah untuk membuat sesuatu yang spektakuler itu perlu dana besar, sedangkan iklan yang muncul di NET. saat commbreak (commercial break/ jeda iklan) sepertinya tidak sebanyak saat TV Nasional lain saat menayangkan program-programnya.
====
Analisa pun sebetulnya sudah bergulir sejak NET 2.0 digelar. Para insan media di banyak group chat pun saling lempar diskusi, ketika yang dilakukan NET. sepertinya akan menjadi "bola panas" atau bahkan "bola liar" jika dibiarkan atau dilakukan secara terus menerus.
Bagaimana tidak, dengan statusnya sebagai TV Berjaringan, artinya NET. "hanya" bisa tayang di daerah, jika membangun juga jaringan di wilayah tadi. Artinya NET. harus mendirikan TV Lokal, menyewa air time (jam siar) TV Lokal, agar siaran NET. bisa tayang di wilayah itu, dan itu artinya akan jadi cost besar yang harus dipertimbangkan NET. sebagai TV baru yang belum bisa membaca dimana target audiencenya berada.
Untungnya, kehadiran TV Berlangganan juga sangat membantu, jumlah TV Berlangganan yang semakin menjamur juga menjadi kunci NET. dalam menyebarkan tayangannya, karena hampir keseluruhan TV Berlangganan menyiarkan tayangan NET. di channel-channel pilihannya, terhitung hanya TRANSVISION saja yang meniadakan NET. di pilihan channelnya...masih "dendam" kali karena mas Tama hengkang dari Trans Corp, he..he..he..
Pasar "taruhan" pun bergulir, ramalan-ramalan akan kekuatan Indika sebagai "payung", akan bocor di tahun ke 3 atau 4...tapi, semua itu patah, karena NET. terus berkibar bahkan perhelatan-perhelatan HUTnya terus makin membuat "panas" para pesaing. hingga terakhir Craig David turut hadir meramaikan NET 5.0. Ambrol pasar taruhan jadinya!
====
Idealisme konsep, pola tayang, on air look, benar-benar idealismenya yang selama ini diimpikan dan "kurang" maksimal didiktekan di TRANS CORP.
Tentunya itu diluar nilai-nilai disiplin, kerja keras, dan untuk selalu siap dalam melaksanakan segala tantangan yang hadir dalam keseharian pekerjaan - hal yang juga dilakukan saat "memegang" TRANS CORP.
Selain itu, "look" NET. pun sangat diluar "pakem". Mas Tama yang "penggila" army ini melahirkan pola seragam karyawan seperti layaknya "personal security" atau "personal bodyguard", lengkap dengan sepatu taktisnya, yang biasanya digunakan para pehobby airsoftgun di tanah air.
Warna yang kontras antara baju atasan dan bawahan juga menajdi "outlook" menonjol, dimana crew TV biasanya menggunakan atasan gelap dan bawahan jeans yang juga gelap warnanya.
Belum lagi jaketnya yang keren banget, khas milenial, ditambah penampakan fisik dan wajah yang sepertinya terseleksi dengan ketat, karena rata-rata enak dipandang dan jadi incaran para ibu-ibu untuk menjadikan mereka mantu tentunya. #ApasihNihNgelantur
====
Kembali ke artikel yang dirilis laman law-justice.co yang menyebutkan bahwa NET TV sedang mempersiapkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara massal dan akan ada pengurangan karyawan besar-besaran, misalnya saja divisi news yang berjumlah 180 orang akan dikurangi menjadi 30 jurnalis saja.
Hal ini sangat mungkin terjadi, bahkan "ramalan-ramalan" di group-group chat insan TV tanah air mungkin akan akhirnya mendekati kenyataan.
Dibanyak agency iklan, sudah bukan rahasia lagi ketika memasang iklan di NET. harganya sangat tinggi. Ketika Group TV lain sepeti MNC, EMTEK, atau TRANS CORP, yang memiliki banyak stasiun TV...rata-rata mereka membundling iklan untuk bisa tayang di seluruh jaraingan TV yang mereka miliki, bahkan dengan harga diskon.
Namun, hal tadi tidak dilakukan oleh NET. yang "pangkat"nya hanya sebatas TV Berjaringan yang kalau tidak salah sampai saat ini hanya tayang di 20 kota dan tidak sampai 15 propinsi saja di Indonesia.
Tingginya biaya iklan (rate card) tadi, menjadi bumerang bagi NET. selain "kue iklan" yang terbatas dan makin tergerus pengalihan "kue" ke digital, pengiklan juga masih mempertimbangakan RATING dan SHARE sebuah program tayang dalam penempatan iklan.
RATING dan SHARE yang selama ini diterbitkan setiap hari oleh Nielsen, masih menjadi patokan juga para insan media dalam berkarya.
Bayangkan saja, darimana sebuah stasiun TV dapat membayar gaji pegawainya jika tidak memperoleh dana dari hasil pembayaran iklan ? Jualan merchandise ? Ikut Bazaar ? Come on...
Jadi, dari hasil analisa RATING dan SHARE tadi itulah stasiun TV bisa mengenal pola tayangan mana yang diminati masyarakat, dan pola itulah yang jadi pokok pengembangan bahkan penambahan model program serta jam tayang yang hadir di layar TV pemirsa di rumah.
Selain karena memang program tadi banyak diminati (bahkan dinanti), hal itulah yang mendatangkan pundi-pundi pendapatan untuk berjalannya perusahaan.
Lain pula dengan NET. yang model tayangannya "out of the box" tadi. Bayangkan saja, selama ini angka RATING/ SHARE yang diperoleh NET. tidak bergerak seperti halnya tayangannya yang "tinggi" kualitasnya. Akhirnya, sangat mudah ditebak... pengiklan "jaga jarak" denga NET. terkait rate card dan rating share.
====
Lagi-lagi idealisme bertubrukan dengan realita. "petinggi" NET. mungkin mulai menyadari hal tadi. Keringnya kas, menjadi beban berat dalam menyajikan menu lezat dilayar TV. Beberapa program lawas kembali diputar demi menggaet "pemirsa middle low", bahkan program-program baru yang hadir sebagai pengganti program yang disukai milenial-pun (yang sebetulnya saat ini justru lebih memilih youtube sebagai tayangan utama) "terpaksa" disuguhkan demi menggandeng genre baru pemirsa yang bisa menaikkan rating share NET.
Terbilang ada "MERINDING" dan "IPOP" yang jelas kemasannya untuk menggandeng "alay" dan "mid low" audience yang merupakan jumlah penonton terbesar tanah air, namun mampu menggandeng pengiklan untuk memompa cuan bagi perusahaan.
====
Sekarang, apakah betul NET. akan bangkrut ? Apakah perombakan struktur perusahaan di NET. akan berpengaruh pada performa perusahaan ? Apakah perubahan pola tayang akan dapat mengejar ketertinggalan jumlah penonton ? Apakah pemirsa lagi-lagi akan disuguhkan tayangan "kacangan" namun penuh iklan saat commbreak-nya?
Atau...mas Tama sedang sibuk, karena gosipnya digadang menggantikan posisi TM di BEKRAF ?
Ah, kita lihat saja nanti...namun yang pasti, masih banyak juga tayangan yang punya bobot dan muatan positif di layar-layar TV kita yang tersebar di seluruh stasiun TV Nasional kita.
Tetap tonton TV, Kritisi dan sampaikan Masukan lewat kanal-kanal sosial media yang disediakan TV tadi, atau KPI sebagai "wasit" pada tayangan televisi di tanah air.
Dampingi anak saat menonton televisi juga jangan lupa ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H