Detail berbagai acara kali ini sudah di"publish" terlebih dahulu, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya dibuat dalam bentuk poster kegiatan secarta garis besar saja sebagai bentuk promosi.Â
Sebuah terobosan baru, bentuk informasi yang sangat baik, apalagi acara ini dilakukan lebih dari 1 hari, sehingga pengunjung bisa memilih acara apa yang mereka mnati untuk ikut berpartisipasi.Â
Informasinya juga tersampaikan memalui beragam sosisal media resmi milik Pemda DKI. Patut diacungi jempol. Namun sayang, ada hal yang mungkin "terlewati" oleh panitia. Beberapa kebudayaan khas yang justru sudah dikenal alam dan menjadi simbol budaya betawi, misalkan Tari Topeng justru menjadi sorotan masyarakat karena absen dalam perhelatan kali ini (baca disini).Â
====
Walau demikian, kami puas dengan LEBARAN BETAWI 2019 kali ini, terlihat sejak promosi dan menajemen pelaksanannya sudah semakin baik di lapangan. Semoga tahun depan atau perhelatan berikut-berikutnya bisa dilakukan kembali di Pusat Budaya Betawi di Setu Babakan dengan catatan Pemda lebih serius memperhatikan akses jalan dan transportasi menuju ke lokasi. Karena walau bagaimanapun, jika Setu Babakan tidak diperkenalkan secara "paksa" dengan baik, justru akan menenggelamkan lokasi itu sendiri.
Monas, walau bagaimanapun sudah berada di tengah kota, sudah menjadi ikon dan simbol kota Jakarta yang tidak dipromosikan sekalipun sudah dikenal, terkenal, dan akan menjadi magnet tersendiri dengan minat masyarakat untuk menikmati taman-taman kota disekelilingnya atau naik keatas tugunya untuk melihat Jakarta dari ketinggian.Â
Sedangkan Setu Babakan, sudah menjadi cagar budaya baru, yang sudah seharusnya diperhatikan, dijaga, dan dipromosikan secara khusus dan Lebaran Betawi adalah salah satu event besar yang mampu mendongkrak dan memperkenalkan lokasi tadi kepada masyarakat umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H