Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lebaran Betawi 2019 dan Berbagai Catatan di Dalamnya

22 Juli 2019   10:51 Diperbarui: 22 Juli 2019   14:47 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detail berbagai acara kali ini sudah di"publish" terlebih dahulu, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya dibuat dalam bentuk poster kegiatan secarta garis besar saja sebagai bentuk promosi. 

Sebuah terobosan baru, bentuk informasi yang sangat baik, apalagi acara ini dilakukan lebih dari 1 hari, sehingga pengunjung bisa memilih acara apa yang mereka mnati untuk ikut berpartisipasi. 

Informasinya juga tersampaikan memalui beragam sosisal media resmi milik Pemda DKI. Patut diacungi jempol. Namun sayang, ada hal yang mungkin "terlewati" oleh panitia. Beberapa kebudayaan khas yang justru sudah dikenal alam dan menjadi simbol budaya betawi, misalkan Tari Topeng justru menjadi sorotan masyarakat karena absen dalam perhelatan kali ini (baca disini). 

dokpri
dokpri
Sangat disayangkan, terlebih disinyalir tarian ini merupakan hasil akulturasi budaya priangan dengan budaya betawi sehingga bisa menjadi simbol persatuan dan kerukunan masyarakat sunda dan betawi yang jika disimbolkan lewat olahraga sepakbola diharap bisa menjadi kunci persaudaraan dan pedamaian, mengingat PERSIB dan PERSIJA identik dengan permusuhan abadi dan sudah memakan korban nyawa beberapa kali selama ini.

====

dokpri
dokpri

Walau demikian, kami puas dengan LEBARAN BETAWI 2019 kali ini, terlihat sejak promosi dan menajemen pelaksanannya sudah semakin baik di lapangan. Semoga tahun depan atau perhelatan berikut-berikutnya bisa dilakukan kembali di Pusat Budaya Betawi di Setu Babakan dengan catatan Pemda lebih serius memperhatikan akses jalan dan transportasi menuju ke lokasi. Karena walau bagaimanapun, jika Setu Babakan tidak diperkenalkan secara "paksa" dengan baik, justru akan menenggelamkan lokasi itu sendiri.

dokpri
dokpri

Monas, walau bagaimanapun sudah berada di tengah kota, sudah menjadi ikon dan simbol kota Jakarta yang tidak dipromosikan sekalipun sudah dikenal, terkenal, dan akan menjadi magnet tersendiri dengan minat masyarakat untuk menikmati taman-taman kota disekelilingnya atau naik keatas tugunya untuk melihat Jakarta dari ketinggian. 

Sedangkan Setu Babakan, sudah menjadi cagar budaya baru, yang sudah seharusnya diperhatikan, dijaga, dan dipromosikan secara khusus dan Lebaran Betawi adalah salah satu event besar yang mampu mendongkrak dan memperkenalkan lokasi tadi kepada masyarakat umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun