Kaget sekali awalnya ketika masuk ke Panggung Utama LEBARAN BETAWI 2019 kali ini, karena ternyata ini adalah Festival ke 12 dimana Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) merupakan inisiator dan penyelenggara tetap event yang (ternyata) juga rutin dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Artinya, saya termasuk yang KUDET (Kurang Update) karena baru mengenal kegiatan ini baru di awal 2009, ketika diselenggarakan di Ragunan. Dan kembali ikut sebagai pengunjung di tahun 2013 saat Lebaran Betawi diselenggarakan di Kawasan Silang Monas, dan 2017 saat Presiden Jokowi mencanangkan perluasan sekaligus meresmikan Gedung baru di Perkampungan Budaya Betawi (PBB) di Kawasan Setu Babakan, Jagakarsa.
====
Gelaran budaya ini sebelumnya dilakukan "berkeliling" Jakarta alias dilaksanakan di lokasi yang berbeda-beda setiap tahunnya. Dimulai di Lapangan Banteng (2008, 2015 & 2016), lalu berikutnya di Kawasan Perkemahan Ragunan (2009), lalu estafet ke Puri Indah Jakarta Barat (2010), BPLIP Penggilingan Cakung (2011), Kelapa Gading (2012), Monas (2013 & 2014) (baca disini), dan akhirnya sejak 2017 menetap di Kawasan Setu Babakan, yang menurut Gubernur DKI saat itu, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa Lebaran Betawi akan menempati lokasi tetapnya di Kawasan Setu Babakan, karena selain memang cagar budaya, juga merupakan lokasi yang paling cocok karena pusat pengembangan dan kawasan rekreasi ini sudah terintegrasi dan difasilitasi dengan perluasan oleh pemerintah daerah dengan seserius mungkin diperhatikan keberadaannya.Â
Walau faktanya, beberapa elemen masyarakat juga memprotes pemerintah setiap dilaksanakannya Lebaran Betawi di wilayah tadi, masyarakat jadi sulit beraktifitas keluar rumah karena padatnya lalu lintas, mengingat Jalan M. Kahfi yang melintasi kawasan Setu Babakan merupakan jalan yang tidak terlalu lebar dan satu-satunya jalan utama untuk menuju kawasan tadi.Â
Selain itu, kurangnya moda transportasi untuk menuju lokasi jadi sorotan, misalnya bus TransJakarta yang ada sejak tahun 2004, sampai saat ini belum ada rute khusus yang menuju Setu Babakan.
Akhirnya, untuk perhelatan tahun ini Bamus Betawi melobby pihak pemda yang kali ini dikomandoi Gubernur Anies Baswedan untuk kembali melaksanakan Lebaran Betawi di Kawasan Silang Monas (baca disini). Karena selain cukup luas, juga mudah dijangkau dan Monas merupakan salah satu ikon kota Jakarta.
====
Jakarta atau Tanah Betawi memang dikenal sejak dulu sebagai Wilayah akulturasi, yang tidak saja hanya akulturasi budaya multi suku Nusantara, namun juga akulturasi budaya internasional, sebut saja Belanda (Eropa), Arab, dan Cina, yang tercermin pada berbagai acara tradisionalnya, pakaianmya, tari-tariannya, dan tidak lupa...makanannya.Â
Karena itu, panitia menganggap perlunya dilakukan Karnaval berkeliling kota untuk memperkenalkan "keistimewaan" dari masyarakat betawi ini, mengingat tidak semua masyarakat Jakarta hadir ke kawasan silang Monas.