Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Siapa Pelakunya?

11 April 2019   18:24 Diperbarui: 12 April 2019   08:05 3538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
capture surat tercoblos via Whatsapp (dokpri)

Hari ini Indonesia dikejutkan dengan penemuan tercoblosnya surat suara salah satu pasangan calon (paslon) dan salah satu caleg di Selangor malaysia (baca disini).

Situasi yang sebelumnya viral di media sosial dan aplikasi pesan singkat ini, direspon cepat oleh PPLN Malaysia dan BAWASLU serta KPU Pusat di Jakarta, dengan merekomendasi pembekukan sementara proses Pemilu 2019 secara menyeluruh di Malaysia.

====

Hal ganjil sebetulnya, jika ada kertas suara sudah tercoblos terutama kejadian ini bukan di wilayah NKRI. Kenapa ? Karena jelas selain surat suara yang ada jumlahnya sangat terbatas, surat suara yang sudah teralokasi sebelumnya ini sudah pasti dikirimkan ke alamat pemilih lewat pos tercatat, yang kemudian juga harus dikirimkan balik ke PPLN untuk kemudian dibuka dihadapan pemilih langsung di TPSLN (Tempat Pemungutan Suara langsung Luar Negeri) dihari pencoblosan, yakni 17 April 2019 nanti. Belum lagi, surat suara tadi harus dilengkapi tandatangan KPPSLN untuk bisa diterima keabsahannya saat hari penghitungan.

Walau memang, bisa juga diputar balikan kejadiannya. Surat suara ini belum disebar, dan memanfaatkan suara pemilih yang sudah kembali ke tanah air, atau lainnya yang artinya data pemilih sudah dimanipulasi sebelumnya yang seharusnya tidak aktif menjadi aktif. 

Tinggal bagaimana nanti PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) mampu tidaknya "menyisir" data pemilih dengan data surat dikirim via pos tercatat, dengan masuknya suara yang dikirim balik (yang juga visa pos tercatat). Karena dengan begitu, pastinya akan ada penggelembungan surat suara masuk toh? Plus ditambah surat suara utuh, yang KEMBALI KARENA ALAMAT TIDAK DIKENAL (atau sudah pindah, meninggal, dll), TIDAK ADA KEHADIRAN di TPSLN, dan SURAT SUARA CADANGAN.

Maklum, saya pribadi merupakan bagian dari PPLN saat pemilu di Jerman di Pemilu 2009. Jadi paham benar bagaimana mekanisme dan kondisi real di lapangan terkait peredaran surat suara sejak diminta ke KPU, kedatangan surat suara, pengiriman via pos, dan perlakuan-perlakuan lainnya sampai penghitungan akhir saat hari pencoblosan di TPSLN.

====

Kembali ke fakta heboh hari ini...

Terhitung sebanyak 73 peti, 82 kantong plastik hitam berisi surat suara Pemilu 2019, serta puluhan lainnya berserakan di lantai ruangan yang sebelumnya disebut-sebut digrebek warga Indonesia dan Relawan yang tinggal di Malaysia.

Tumpukan puluhan kantong surat suara itu ditemukan di sebuah ruang kosong di kawasan Bandar Baru Bangi, Taman Universiti Bangi, Selangor, Malaysia.

Anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar, membenarkan kejadian ini dengan tegas "Bener, Panwaslu LN Kuala Lumpur sebagai penemu," tuturnya di lokasi hari ini Kamis, 11 April 2019. (selengkapnya disini).

Sementara, Sekretaris TKN Malaysia Dato M Zainul Arifin mengatakan hal tadi mereka sinyalir merupakan "serangan balasan", karena dalam beberapa hari terakhir memang merekapun melaporkan bebebrapa hal terkait kecurangan Pemilu yang dilakukan kubu 02. "Kami TKN Malaysia terkejut mendengar berita yang tersebar bahwa ada oknum yang melakukan tindakan kriminal terkait pencoblosan kertas suara secara sengaja di wilayah Bangi, Selangor, Malaysia,".

Ditambahkannya lagi, hal ini pasti sudah direncanakan dan tersusun dengan baik. Dan sangat disayangkan di penggerebekan tadi, para pelaku berhasil kabur, "Akan tetapi, perlu kita telusuri apakah kertas itu betul-betul kertas suara keluaran dari KPU atau ada oknum yang sengaja merugikan pihak kami, pasangan 01 Jokowi-Ma'ruf, karena semua kertas suara tercoblos dugaan sampel mengarah kepada 01. Dengan jumlah puluhan ribuan sangat banyak dan rumit kalau dilakukan orang per orang," jelas Dato Zainul (baca disini)

====

Sebelumnya, dilaporkan kejadian yang merupakan hasil penggrebekan dari pihak Masyarakat ini, katanya sudah dicurigai lama berdasar gerak-gerik di lokasi, sebagian besar yang ada di lokasi merupakan masyarakat yang memang berasal dari kubu capres berseberangan dan beredar kabar bahwa sebelumnya pemilu di Malaysia terbilang "heboh" karena masing-masing kubu saling melaporkan beberapa kecurangan yang terjadi.

Jokowi sendiri, ketika ditemui ditengah-tengah kegiatannya di Hotel Bumi Wiyata Depok hari ini mengatakan untuk segera menindak lanjuti temuan tadi, dan melaporkan langsung ke Bawaslu untuk diusut lebih lanjut, karena segala jenis kecurangan pemilu harus diselesaikan, diusut secara tuntas. "Ya dicek saja lah, kalau itu benar dan itu merupakan pelanggaran laporkan saja ke Bawaslu," kata Jokowi yang merupakan mantan walikota Solo 2 periode (baca disini)

Dari kubu 02, sampai saya selesai menuliskan ini belum ada tanggapan sama sekali, mungkin karena sedang sibuk menghadiri sidang kasus Pengeroyokan Ratna Sarumpaet  yang sejak siang tadi digelar di PN Jakarta Selatan.

====

Okelah, kita tunggu hasil investigansinya seperti apa.

capture surat tercoblos via Whatsapp (dokpri)
capture surat tercoblos via Whatsapp (dokpri)
Sementara memang ditemukan kertas suara tercoblos ke pasangan capres 01 Joko widodo - Ma'ruf Amin dan salah satu caleg dari Partai Nasdem Dapil 2 DKI Jakarta nomor urut 3 bernama Davin Kirana yang diduga merupakan anak dari Duta Besar Malaysia yang juga boss maskapai penerbangan Lion Air.

Semoga menemukan titik terang, dan segera menindak pelakunya, sehingga pesta demokrasi 5 tahunan ini bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang amanah dan berhasil memajukan Indonesia ditengah persaningan Global yang makin panas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun