Warung Bakso di kawasan Kavling Polri Jelambar ini sudah merupakan lokasi yang tidak asing bagi warga seputaran Grogol Jakarta Barat.
Warung yang berdiri tahun 1990an ini, sejak dulu ramai pengunjung. Bukan karena tidak ada saingan, namun bakso dengan judul "BAKSO BOTAK" inilah yang membuat warga dan pengujung berdatangan. Selain penasaran, rasa enak dan harga terjangkau tentunya menjadi daya pikat.
====
Malangnya, bulan Februari 2019 lalu, warung bakso yang juga bersebelahan dengan warung lainnya ini, sempat terdampak kebakaran hebat. Tapi Alhamdulillah cepat merecoveri diri, sehingga hanya dalam waktu 1 minggu sudah bisa melayani pelanggannya kembali.
Jika dahulu mereka hanya melayani pengunjung sejak jelang makan siang dan tutup menjelang waktu isya', sejak menyediakan nasi goreng, mereka rutin buka sejak pukul 10 pagi hingga 10 malam.
Itupun juga karena memenuhi "demand" lokasi sekitar yang sekarang ramai menjadi rumah kost karyawan dan mahasiswa kampus yang tersebar di seputaran Jakarta Barat.
====
Kami tahu betul bagaimana perubahan fisik, interior, bahkan daftar dan harga menu yang disajikan :)
====
Yang berbeda disini tidak tersedia kol, atau tauge, yang biasanya disediakan di warung-warung bakso atau gerobakan. Bahkan daun sawi, yang merupakan jenis sayur yang biasa dimasukkan dalam mangkok saat penyajian bakso, disini tidak akan diberikan kecuali memang diminta.
Jadi, kalau mangkok bakso sudah tesaji di meja dan kita lupa meminta daun tersebut, maka pelayan akan datang kembali dengan mangkok berisi daun sawi secara terpisah.
Bakso halus, memang dirasa terlalu "halus" sampai-sampai agak berasa "ngempos", sedangkan bakso uratnya terasa halus walau teksturnya terlihat "tranjal tronjol", yang menurut saya pribadi memang agak "kurang berurat".
Bagi pecinta tetelan, gajih alias lemak juga jangan takut, jika kita memesan bakso urat, sudah pasti akan diberikan tetelan sebagai "pemanis", namun jika memilih bakso halus-pun tetap bisa minta tetelan juga kok, jangan khawatir...hahahahahaha
Bahkan bawang goreng, seledri, bawang daun, dan yang tidak kalah yakni asinan lombok kering ala cina (apa ya namanya ? yam ce atau tong cai gitu ya? lupa) masih tersedia disini, dan boleh diambil sepuasnya.
Untuk minuman pun masih seperti dulu, jus-jus buah disajikan kental demi kepuasan pelanggan. Bahkan untuk es jeruk, tersedia jeruk murni (tanpa penambahan air) selain es jeruk biasa yang ditambahkan air, yang baru-baru ini jadi trend dan sering kita jumpai di restoran-restoran terkenal.
====
Interior yang dulu sangat sederhana, sejak tahun 2000an mulai mengalami perubahan, pembenahan sana sini, sekaligus menambah jumlah kursi untuk pelanggan yang akan makan ditempat mulai diperhatikan. Toilet yang tersedia pun termsuk dalam pembanahan demi menambah kenyamanan.
uang makan ber-AC pun disiapkan dan bahkan diperluas mulai tahun 2014-2015, seriing dengan mulai diperketatnya aturan dilarang merokak di lingkungan umum oleh Pemprov DKI Jakarta.
Overall, baksonya enak walau kurang "nendang" dan harganya relatif mahal dibanding baso sejenis atau bahkan lebih mantap.Â
Nah...kayaknya segitu saja cukup yah, jalan-jalan kuliner kali ini. Silakan mampir jika penasaran atau ada waktu.Â
Pokoknya saya jamin, bakso disini botak tidak berambut !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H