Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Selamat Datang Jakarta Aman, Selamat Tinggal Qlue?

15 Maret 2019   08:08 Diperbarui: 15 Maret 2019   11:48 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

====

Layaknya aplikasi panic button lainnya, Jakarta Aman agak terlalu berlebihan dan agak rumit jika menamakan diri aplikasi Panic Button. Jika di aplikasi Panic Button lainnya pengguna tinggal menekan "tombol panik" beberapa detik langsung tersambung ke pihak berwenang, di Jakarta Aman justru Anda diminta untuk memilih kembali jenis "kepanikan" apa yang anda hadapi. Sedangkan untuk fungsi penunjang lainnya, justru lebih "berdaya guna" dengan persentase lebih besar daripada tombol panik tadi.

Sedangkan untuk UI/UX yang disajikan, agak terlihat "kampungan" dengan penggunaan desain ikon-ikon (avatar) yang merupakan outline yang sedikit diberi warna, jauh sekali dengan yang sudah digunakan Qlue yang terlihat modern dan mudah dipahami oleh pengguna.

tangkapan layar pada aplikasi Jakarta Aman| Dokumentasi pribadi
tangkapan layar pada aplikasi Jakarta Aman| Dokumentasi pribadi
Yang perlu dipertanyakan lagi adalah fungsi Driver Online. Apa fungsi ini? Apakah untuk pengguna jasa driver online atau untuk si driver itu sendiri tombol ini digunakan? Sedangkan sudah jelas, untuk driver online, dalam aplikasi driver mereka sendiri sudah tersedia panic button untuk menopang keselamatan kerja saat bekerja. 

Sedangkan jika itu dikhususkan untuk pengguna, lalu mengapa harus dibedakan dengan jenis kejahatan umum yang mengancam? Apakah hukum bagi penodong yang berprofesi sebagai driver online beda dengan penodong lain? Apakah kasus penculikan dengan online berbeda dengan penculikan dengan mobil pribadi? Agak mengganjal buat saya pribadi.

Kemudian, tampilan dan proses pelaporan di Jakarta Aman hanya "di balik" saja dengan Qlue. Jika di Qlue kita memilih jenis pelaporan di awal, lalu mengirim foto/video kasus dan kronologisnya, di Jakarta Aman kita diminta mengirim foto (belum bisa video) lalu meilih jenis pelaporan dan kronologisnya. 

Yang belum jelas proses penyelesaian pelaporan ini seperti apa. Seperti kita ketahui dan saya sebutkan diawal, jika dulu dengan Qlue semua jajaran pemerintahan dan Polda diberikan pelatihan penggunaan, serta wajib lapor via aplikasi bagi pejabat setingkat RT/RW terhadap berbagai laporan yang terjadi atau pengerjaan harian terhadap pelayanan publik. 

Namun di Jakarta Aman, pemda justru hanya menghimbau warga sekaligus aparat pemerintah menggunakan aplikasi Jakarta Aman demi terbangunnya ekosistem pelayanan publik yang baik. Lalu? apakah artinya tidak ada kepastian kah penyelesaian terhadap keluhan-keluhan tadi karena hanya berupa himbauan?

tangkapan layar pada aplikasi Jakarta Aman| Dokumentasi pribadi
tangkapan layar pada aplikasi Jakarta Aman| Dokumentasi pribadi
Ah ya sudahlah, namanya baru rilis, pasti besok-besok bisa diperbaiki dengan mengeluarkan update versinya, walau sekali lagi...entah apa maksud Gubernur Anies mengatakan aplikasi ini sebagai "pembaruan sistem yang mutakhir", apakah ini tanda Qlue akan digusur dari Jakarta Smart City sehingga Jakarta Aman dilengkapi dengan berbagai fungsi yang sama persis dengan yang dimiliki Qlue?

Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang pasti, saya pribadi mengucapkan selamat atas peluncuran aplikasi ini, walau banyak ketidakjelasan bagaimana operasional kerja Aplikasi ini, terutama dengan Panic Button-nya.

Kita setuju saja dengan pernyataan Gubernur, "Jakarta aman menjadikan your community is your security. Our community is out security. Pengamanan kita adalah komunitas kita," ucap Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun