Setelah Dilan 1990 hampir mencapi jumlah penonton 7 juta selama lebih dari 1 bulan tayang di bioskop, kini Dilan 1991 lebih mebuat heboh dengan hampir mencapai 1 juta penonton di Hari Pertama tayang di bioskop.
Target pun dipatok, 10 juta penonton untuk diraih.
Dilan 1990 yang ditonton juga oleh banyak pejabat negara bahkan Presiden Jokowi ini, menjadi sebuah keunikan tersendiri dimana adanya penggabungan 2 media, Â literasi dan film. Walaupun bukan pertama kalinya dalam sejarah dunia literasi dan film kita, namun Dilan mampu memperkuat hubungan antara tokoh fiktif, kondisi saat itu, dan hubungan dengan millenial yang terpaut cukup jauh ini, hingga bisa menjadi satu, bahkan terbilang sukses terserap dengan baik.
Sayangnya, kali ini Dilan sedikit tersandung dengan beberapa kejadian yang sedang ditapakinya. Setelah penetapan HARI DILAN dan "TAMAN" DILAN di Bandung, Â Makassar pun menyusul dengan demo dan sempat sedikit ricuh di dalam area bioskop karena menganggap film ini tidak mendidik untuk ditonton terutama remaja, karena menampilkan kekerasan, pacaran, dan melawan tenaga pengajar di sekolah.
====
Kalimat-kalimat puitis dalam novel (dan tentunya akan diadaptasi juga di film), digabungkan dengan grafis-grafis yang kemudian menyebar dengan sangat cepat ke ruang-ruang media sosial dan pesan-pesan kelompok yang biasa digunakan masyarakat kita.
Trigger-trigger itulah yang kemudian "meracuni" orang lain yang kemudian membeli dan membaca novel yang tidak pernah turun dari rak BEST SELLER NOVEL sejak dikeluarkan tahun 2014.
Belum lagi, ketika ia pun ikut terjun bersama dengan beberapa mahasiswa FSRD-ITB membangun VILLA MERAH menjadi tutor, bagi para siswa yang inging melanjutkan studinya ke FSRD-ITB yang terkenal sulit ditembus.
Di situ, ia selalu memberikan "extra time" bagi para calon mahasiswa ini untuk bercerita, berdiskusi, dan belajar memahami sekeliling untuk dijadikan inspirasi apapun dalam kehidupan, karena semuanya itu pasti bernilai positif jika kita jeli dalam memaknainya.