Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mie Ayam Putra Bengawan, Sudah Dipegang Generasi Ke-2

27 Februari 2019   19:22 Diperbarui: 28 Februari 2019   05:33 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau warga Jelambar dan Wijaya Kusuma daerah Jakarta Barat pasti paham dan tahu persis apa itu MIE AYAM PUTRA BENGAWAN.

Lapak Mie ayam Gerobakan yang sehari-hari buka mulai jam 5 sore sampai pukul 10 malam ini, pasti jadi ajang kemacetan hampir setiap harinya di pertigaan kawasan Kavling Polri Masjid Al Amanah Jelambar.

Kawasan ini memang merupakan batas antara kelurahan Jelambar dan Wijaya Kusuma, dan jalur utama perlintasan antara 2 wilayah tadi, tidak heran kawasan ini memang dijadikan area kuliner baik pagi, siang dan sore menjelang malam hari.

Memang hanya beberapa lapak saja yang berjualan fullday sejak pagi hingga malam, sedangkan pedagang lainnya berjualan bergantian, baik menggunakan gerobak semi-permanen yang sama, ataupun ganti total.

====

img-9023a-jpg-5c770d9743322f567e09bf72.jpg
img-9023a-jpg-5c770d9743322f567e09bf72.jpg
Hanya 1 yang sulit disini, yakni parkiran kendaraan. Padatnya penjual terpaksa membuat pengunjung memarkir kendaraan persis didepan lapak penjual, sehingga mempersempit lajur kendaraan yang melintas. Memang ada space lumayan lebar di seberang jalan yang merupakan kios-kios, namun oleh empunya lahan ditulisi larangan parkir, dan hanya diperbolehkan jika akan berbelanja/makan di depan kiosnya tadi.

Untuk kendaraan roda 4, terpaksa harus memarkir di dalam lapangan masjid, karena lapangan sekolah sekaligus gereja yang jaraknya lebih dekat juga dilaang digunakan sebagai parkiran. Bertambah ruwetlah kondisi seputaran tamah menjelang waktu magrib hingga waktu sholat isya' dimana kuantitas pembeli semakin tinggi.

====

Mie Ayam Putra Bengawan sendiri, sudah ada sejak orang tua saya tinggal di wilayah ini...ya kira-kira sejak saya SMA lah saya mulai mencoba menu-menu yang disajikan.

insert-foto-5c7680cd6ddcae672c49ed78.jpg
insert-foto-5c7680cd6ddcae672c49ed78.jpg
Jagoannya sendiri disini adalah Mie Ayam sesuai judulnya, namun banyak juga yang memesan Kwetiaw Kuah yang juga yahud rasanya, tidak kalah dengan deretan variasi Mie Ayam yang ada.

Di sini, pembeli bisa makan ditempat karena memang tersedia meja lumayan besar dengan kapasitas sekitar 10-12 orang. Namun, karena disini dekat dengan tempat tinggal, memang lebih banyak orang yang membeli makanan untuk dibawa pulang.

====

img-9045a-jpg-5c767f7cab12ae2c4b0d83f3.jpg
img-9045a-jpg-5c767f7cab12ae2c4b0d83f3.jpg
Mie yang disajikan disini super kenyal dan enak. Tambahan-tambahan lainnya pun seperti pangsit, bakso, serta potongan-potongan ayamnya terasa segar, seperti baru dibuat di hari yang sama.

Racikan kuah minyaknya juga menambah harum mie yang saat tersaji membuat mangkok hampir penuh.

Begitupun kualitas kwetiau yang menjadi menu favorit berikutnya, mie yang kenyal dan licin ini, rasanya bikin ser-ser an di tenggorokan. Kombinasi antara kwetiau dan potongan ayam yang pas, membuat makanan yang tersaji juga pas di perut, tidak membuat terlalu kenyang ataupun merasa masih kurang. Tidak heran, jika disini kalau sudah lewat maghrib, antrean pembelinya bisa mengular.

img-9016a-jpg-5c771121aeebe1629e60acd4.jpg
img-9016a-jpg-5c771121aeebe1629e60acd4.jpg
Untuk minuman pun semuanya segar. Es campur dan es buah yang menjadi pilihan utama pembeli untuk menemani santap mie disini disajikan dari buah-buahan yang segar, dan rasanya lumayan enak. Memang tidak seenak yang tersaji di Bakso 88 Slipi (baca disini), tapi dengan harga yang ditawarkan, cukup memuaskan.

Lapak Mie Ayam yang saat ini dikelola oleh generasi ke 2nya ini, masih juga dikawal pendirinya dan istri di akhir pekan, dimana pengunjung biasanya membludak. Saat itu, kita bisa lebih merasakan bagaimana cekatannya dan lebih cepatnya pelayanan yang dilakukan pasangan suami istri yang kini sudah menginjak umur 70-an tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun