Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Taman Cattleya: Asri Namun Diacuhkan

21 Februari 2019   16:21 Diperbarui: 21 Februari 2019   19:16 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tiiiinnn...tttttiiiiiinnnn...Tiiiinnnnn......" suara klakson, atau bahkan kadang makian langsung dari balik kaca yang terkadang membuat kitapun yang tidak terlibat "pergulatan" lalu-lintasnya secara langsung, sering ikut-ikutan akhirnya membunyikan klakson kendaraan yang makin membuat bising dan mumet kepala.

Macet, Lelah sepulang kerja atau beraktivitas,bukannya membuat otot bibir ini merekah, namun justru membuat manyun dan memperparah kerut di kening bertambah jelas.

Jakarta, tempat semua orang disekitarnya berkumpul di 1 tempat. Jakarta yang juga seharunya lengang, harus menerima para "pemburu rupiah" ini setiap harinya, bahkan saat akhir pekan, jka banyak sekali event yang digelar di ibukota negara Indonesia tercinta ini.

====

Dokpri
Dokpri
Kemumetan lalu lintas inipun sangat dirasakan oleh masyarakat yang "menyerbu" Jakarta lewat gerbang barat jakarta, yakni dari arah Merak/Tangerang. Pagi hari mereka harus merayap mulai saat medekati wilayah Meruya, sedangkan arus baliknya di sore hari, mereka harus juga mengantre sejak depan Gedung Rakyat di kawasan Senayan Jakarta.

Terbayang kan berapa waktu terbuang, siklus metabolisme kita, ataupun BBM yang terbuang setiap hari di "jalur setan" tersebut? Dan itu sama sekali tidak kita sadari, atau malah kita anggap remeh.

Apakah tidak terpikirkan, layaknya kita berkendara didalam tol Cikampek, kita meluangkan waktu untuk berhenti sejenak untuk beristirahat? Toh dengan adanya kita dalam antrean kemacetan, dibanding kita berhenti beristirahat lalu meneruskan perjalanan, waktu tempuhnya akan sama ? waktu tiba di lokasi juga sama ? namun "hak" tubuh kita terpenuhi dan BBM yang dikonsumsi jauh lebih irit plus kita bisa berhemat bahan bakar fosil untuk masa depan ?

====

Tangkapan GoogleMaps Perempatan Tomang (dokpri)
Tangkapan GoogleMaps Perempatan Tomang (dokpri)
Kalau kita "ngeh" di jalur non-tol menjelang perempatan Tomang sebelum masuk area tol, disebelah kiri kita ada sebuah taman yang kita bisa gunakan untuk beristirahat menunggu cairnya kemacetan tadi.

Taman yang sebetulnya sudah ada sejak dulu dengan nama TAMAN TOMANG ini, memang identik dengan taman mesum, kumuh, rusak dan tidak terawat (bahkan sebagian besar ditutupi seng dan semak belukar). 

Namun, sejak kepemimpinan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), taman ini langsung dipermak dan berganti rupa.

Dokpri
Dokpri
Taman seluas 3 hektar lebih ini dibuat menjadi rapi, indah, bahkan dilengkapi berbagai fasilitas, misalnya area parkir yang luas, toilet, musholla, track jogging, alat fitness sederhana, bahkan wifi gratis yang disiapkan oleh PT Telkom Indonesia. Cocok sekali bukan untuk kita menunggu kepadatan lalu lintas berkurang, sambil rileks, atau justru berolahraga, ditengah kesibukan kita sehari-hari?

Raut jengkel karena kendaraan yang merayap sejak depan gedung DPR/MPR, pasti hilang sejak masuk kedalam taman ini, yang memang cukup menjorok kedalam dari gerbang depan.

Sambutan pohon-pohon rindang, dan danau yang cukup besar (yang sering dipakai mancing warga kala akhir pekan), membuat mumet dan pegal-pegal ikut hilang. Belum lagi jika kita punya remah-remah makanan, pasti langsung diincar dan dikerubungi oleh burung-burung merpati "penghuni" taman, berasa lagi ngasih makan burung-burung dara depan St. Mark'sSquare Venice deh pokoknya...hahahahaha

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Jika banyak orang kantoran sekarang menghabiskan waktu di pusat kebugaran di gedung atau mall, Anda justru bisa juga melakukan hal yang sama disini, di ruang terbuka, dengan udara yang cukup segar dan cukup "hening" karena lokasi yang menjorok tadi dari jalan raya dan tol.

Suara aliran sungai dan gemericik ikan yang sesekali muncul dari danau juga menjadi "hiburan batin" selama kita duduk-duduk di kursi-kursi yang bertebaran di seputaran taman.

Dokpri
Dokpri
Andapun jangan takut kelaparan. Walau memang pihak pengelola taman tidak membuat kantin, namun Anda bisa jalan sedikit ke pintu gerbang taman dimana banyak pedagang kaki lima berjualan dengan tertib, atau kalau Anda jeli, ada pintu tembus resmi dari taman ke perkampungan warga di sisi taman, disitu ada beberapa warung yang menjual cemilan dan minuman yang bisa mengganjal perut yang kelaparan.

====

TAMAN CATTLEYA, tulisan inilah yang terpampang di tembok depan pintu masuk yang dibuka setiap pukul 10.00 wib dan ditutup pukul 22.00 wib. Cattleya sendiri diambil dari salah satu genus dari Tanaman Anggrek, yang memang persis diseberang baratnya berdiri megah Mall dan Apartement Taman Anggrek.

Dokpri
Dokpri
Walau entah kenapa, ornamen-ornamen atau bahkan patung-patung besar sebagai simbol/ikon taman justru menampilkan burung merak, baik yang masih kuncup maupun yang sudah ekornya dilebarkan seperti kipas.

Dokpri
Dokpri
Taman yang sejak diresmikan ulang oleh Gubernur Ahok ini memang ramai dikunjungi warga sekitar, baik untuk berolahraga sore maupun sekedar menghabiskan waktunya sambil beristirahat atau jogging.

Saat kami disana, bahkan ada yang rutin menggunakannya untuk berlatih baris berbaris dan beladiri, mengingat tempatnya yang luas dan rindang, jadi tidak terlalu panas di siang hari.

Bahkan, jika Anda penyuka FTV tanah air pasti tidak aneh dengan "suasana" taman ini ketika Anda mampir disini, karena lokasi ini memang paling sering digunakan untuk shooting-shooting berbagai judul FTV dan iklan, karena tempatnya yang bagus dan agak kedalam sehingga lebih tenang, baik dari gangguan penonton mamupun suara bising disekitar.

====

Dokpri
Dokpri
Memang awal-awal dibuka kembalinya taman ini, kegiatan mesum masih terdengar, namun beberapa tahun terakhir sudah tidak terdengar lagi sejak taman ini tidak dibuka 24 jam dan dijaga juga 24 jam kemanannya. Selain itu, pencahayaannya dirubah menjadi lebih sempurna, demi kenyamanan dan keamanan semua pengunjung jika suasana sudah mulai agak gelap.

Nah, bagi para pengguna tol Jakarta Merak yang mau mampir untuk melepas penat atau beristirahat menunggu jalan agak lengang, cock banget nih jadi "rest area". Sedangkan untuk warga yang ingin mampir menikmati kesegaran taman...ini paling pas.

Oya, buat fotografer, taman ini juga taman surga lho...cocok dehhhhh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun