Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lebih Bersyukur

12 Mei 2018   20:44 Diperbarui: 12 Mei 2018   21:13 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LEBIH BERSYUKUR

===

Kemarin, sewaktu mengantar istri berobat ke Rs . Hermina Daan Mogot - Kalideres....

Sambil duduk menunggu ia sedang Shalat Magrib dan Farmasi untunk mengambil obat, tiba2 ada anak kecil laki-laki lucu berlari ke tempat saya dan anak ke 4 saya duduk di ruang tunggu.

Mungkin insting anak, mereka langsung akrab bercengkrama...anak saya ketawa ketiwi sambil duduk dan menunjuk2, sementara anak laki2 tadi sambil berlarian bolak-balik, juga mengajak "petak umpet" anak saya.

Kira2 5 menit kemudian, tergopos seorang ibu menghampiri saya

"Duh, anak saya nakal ya pak? nakal ya? maafin ya pak....", sambil menggendong anaknya

"Gak kok bu, ni lagi main, seru kok...turunin lagi bu, kasian lagi main"

Lalu, anaknya kembali diturunkan, dan layaknya mainan mobil2an dengan batre fully charged, anak tadi langsung lari sambil kembali tertawa gembira karena bisa bermain lagi dengan anak saya.

Sambil mengusap kepala anak saya,

"Yang sakit ibu atau anaknya?", sayapun membuka percakapan

"Anak saya pak, habis ganti perban....baru selesai operasi bbrp hari lalu", katanya agak lirih

"Ah, masa? sehat gitu, seger", samber saya langsung

"Yaaa...dia mah emang gitu. Sini nak sebentar" sambil memanggil anaknya tadi.

"Nih pak lihat...", ujarnya sambil mengangkat kaos anaknya, dan memperlihatkan perban berbentuk kotak sebesar kepalan tangan dewasa.

"Ah, itu....duh, sakit apa sih bu? Sampe harus dioperasi gitu, kasian pasti ngilu tuh", sayapun agak meringis melihat pemandangan tadi


Sempat terdiam, lalu melepaskan gendongan anaknya kembali, si ibu berkata "Kanker Usus pak...baru ketahuan 3-4 bulan ini. Ayahnya sudah gak ada sejak dia umur 1 bulan. Sama meninggal juga karena kanker usus"

"innalillahi....terus sekarang anaknya gimana bu?", saya nyamber lagi karena penasaran

"Kata dokter saya disuruh kasih susu Susu S26 Procal Gold, karena itu susu bagus buat sakit kanker...Tapi saya gak mampu belinya, kalau berobat sih gratis, operasi gratis, obat2an gratis juga dari BPJS Kesehatan, tapi susunya enggak...padahal penghasilan saya cuma 20-30ribu aja sehari. Mana anaknya gak bisa makan", terlihat setetes air mata keluar dr susdut mata si ibu.

"Maksudnya gak bisa makan gimana bu?", saya makin penasaran...

"Ya...gak boleh makan apa2 pak. Ini kemarin dioperasi gara2 tetangga kasih makan anak saya pilus, gak keolah sama ususnya, makanya dia dioperasi, dipotong ususnya 4 centi-an yg isinya pilus utuh....", ibu tadi mencoba menjelaskan.

Kembali 2 anak ini tertawa seru dan memecah pembicaraan serius kami sesaat, sebelum kemudian...

"Lalu kapan kata dokter kira2 bisa sembuhnya?Oya umurnya berapa sih anak ibu?", saya kembali mengumbar rasa ingin tahu saya tentang penyakit yang baru pernah saya tahu ini.

"Gak bisa sembuh pak, ini cuma tinggal nunggu aja, ini juga sudah mulai rutin nambah darah kesini....Kalau umurnya baru 1 tahun 5 bulan. Besok juga tanggal 17 Mei 2018 mau operasi lagi. Jantungnya katanya katupnya ada yang gak beres, sekarang dia susah tidur kalau malam. Saya cuma bisa nangis sama berdoa aja pak", ibu ini kembali meneteskan air matanya.

Tak berselang lama, terdengar nama anaknya dipanggil Bagian Farmasi, obatnya sudah bisa diambil, dan secara sigap anak lucu tadipun, yang ternyata seumuran anak saya, langsung sibuk meminta tangan saya dan istri saya yang kebetulan juga baru selesai Shalat Maghrib untuk dicium sebagai tanda berpamitan...

"ibu rumah dimana?", aku langsung bertanya

"deket pak, disini, cengkareng", sahut si ibu

=====

Ah....ingin rasanya menolong lebih ibu tadi, namun yang pasti, lagi2 tanda kalau harus lebih bersyukur diberikan kepada keluarga kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun