Mohon tunggu...
Mangunsong Rully
Mangunsong Rully Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati SosPolEkBud

Pemerhati dan Penggiat Sosial Politik Ekonomi Budaya (SosPolEkBud)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebayoran: Menelusuri Jejak Sejarah dan Perkembangan Kawasan Penuh Pesona di Jakarta Selatan

20 Juni 2024   21:00 Diperbarui: 20 Juni 2024   21:14 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Perpustakaan Nasional (SKJIL-Team) 

Kebayoran: Menelusuri Jejak Sejarah dan Perkembangan Kawasan Penuh Pesona di Jakarta Selatan

"Kebayoran," sebuah kawasan yang terletak di Jakarta Selatan yang akrab di telinga warga Jakarta, menyimpan banyak cerita dan sejarah yang menarik untuk ditelusuri. 

Nama "Kebayoran" diambil dari kata Bahasa Betawi yakni "Kabayuran" yang berasal dari kata "bayur," sejenis pohon kayu keras yang banyak tumbuh di daerah ini pada masa lalu yang dalam bahasa Latin disebut "pterospermum javanicum." Pohon bayur memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena kayunya digunakan untuk membuat perahu dan konstruksi bangunan. " Kata "Kebayoran" secara harfiah berarti tempat pohon bayur berada atau tempat penimbunan kayu bayur, sejenis kayu yang digunakan untuk bangunan dan jembatan pada masa kolonial Belanda. 

Pada pertengahan abad ke-20, Kebayoran berkembang menjadi salah satu daerah perumahan elit pertama di Jakarta, dan hingga kini terus tumbuh menjadi kawasan yang penuh pesona dan menyimpan banyak cerita menarik.

Sejarah Awal Kebayoran

Kebayoran awalnya merupakan sebuah daerah hutan yang banyak ditumbuhi pohon bayur. Pada masa penjajahan Belanda, kawasan ini digunakan sebagai tempat pengumpulan kayu bayur yang kemudian diangkut melalui Sungai Grogol ke berbagai daerah. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1949, Pemerintah Belanda mulai merencanakan pembangunan Kebayoran sebagai kota satelit Jakarta, yang dikenal dengan nama Kebayoran Baru. Rencana ini diimplementasikan oleh Perusahaan Negara untuk Pembangunan Perumahan (NV), yang bertujuan untuk menampung pertumbuhan penduduk Jakarta yang semakin pesat pasca Perang Dunia II.

Perkembangan Kebayoran dari Masa ke Masa

Pada tahun 1950-an, Kebayoran Baru mulai dibangun dengan perencanaan kota yang modern pada masanya. Kawasan ini dirancang dengan tata letak yang teratur, jalan-jalan yang lebar, serta area hijau yang luas. Selain itu, perumahan di Kebayoran Baru juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan pasar, yang menjadikannya kawasan hunian yang sangat nyaman.

Salah satu landmark terkenal di Kebayoran Baru adalah Blok M, sebuah pusat perbelanjaan dan hiburan yang sangat populer pada dekade 1980-an hingga kini. Blok M dikenal sebagai tempat berkumpulnya anak muda Jakarta, dengan berbagai toko, restoran, dan tempat hiburan yang menjadikannya destinasi favorit.

Daya Tarik Kebayoran Saat Ini

Kebayoran kini telah berkembang menjadi salah satu kawasan elit di Jakarta Selatan. Banyak gedung perkantoran, pusat perbelanjaan modern, serta apartemen mewah yang menghiasi kawasan ini. Namun, Kebayoran tetap mempertahankan pesonanya dengan banyaknya area hijau seperti Taman Ayodya dan Taman Langsat yang menawarkan ruang terbuka bagi warga untuk berolahraga dan bersantai.

Selain itu, Kebayoran juga dikenal dengan kawasan kulinernya yang beragam. Dari restoran tradisional hingga kafe modern, semuanya dapat ditemukan di sini. Beberapa tempat kuliner legendaris di Kebayoran yang wajib dicoba antara lain adalah Soto Kudus Blok M dan Bakmi Naga Resto.

Kebayoran: Perpaduan Sejarah dan Modernitas

Kebayoran merupakan contoh sempurna dari perpaduan antara sejarah dan modernitas. Dengan sejarahnya yang kaya dan perkembangannya yang pesat, Kebayoran menjadi salah satu kawasan yang memiliki daya tarik tersendiri di Jakarta Selatan. Bagi para penelusur sejarah, pecinta kuliner, ataupun mereka yang mencari hunian nyaman di tengah kota, Kebayoran menawarkan segala yang diinginkan.

Menelusuri Kebayoran berarti menapaki jejak sejarah sembari menikmati kemajuan dan keindahan yang terus berkembang. Kawasan ini tidak hanya menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu, tetapi juga sebuah tempat yang terus beradaptasi dan mempercantik diri untuk menghadapi masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun