Mohon tunggu...
Mangunsong Rully
Mangunsong Rully Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati SosPolEkBud

Pemerhati dan Penggiat Sosial Politik Ekonomi Budaya (SosPolEkBud)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Petai hingga Perkotaan: Menguak Sejarah Cipete yang Memukau

12 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 15 Juni 2024   23:37 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kemanghouseforrent.com/stasiun-mrt-cipete-raya/

Dari Petai hingga Perkotaan: Menguak Sejarah Cipete yang Memukau

Asal Usul Daerah Cipete

Cipete adalah sebuah kawasan yang terletak di Jakarta Selatan, dikenal sebagai salah satu daerah yang strategis dan berkembang pesat. Nama Cipete mungkin sudah tidak asing lagi bagi warga Jakarta, terutama mereka yang sering melewati Jalan Cipete Raya atau menikmati berbagai kafe dan restoran yang menjamur di sekitar kawasan ini. Namun, tahukah Anda bagaimana asal usul daerah Cipete ini? Artikel ini akan membahas sejarah dan perkembangan daerah Cipete yang menarik.

Sejarah Awal dan Nama Cipete

Nama Cipete berasal dari kata "Ci" yang berarti air atau sungai dalam bahasa Sunda, dan "Pete" yang merujuk pada pohon petai. Pada masa lalu, kawasan Cipete dipenuhi oleh pohon petai yang tumbuh subur di sepanjang sungai kecil yang mengalir di daerah tersebut. Keberadaan pohon petai inilah yang kemudian menginspirasi nama Cipete.

Masa Kolonial Belanda

Pada masa kolonial Belanda, Cipete masih merupakan area yang didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan. Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa wilayah ini sempat dijadikan sebagai area peristirahatan oleh para pejabat kolonial Belanda karena udaranya yang sejuk dan lingkungannya yang tenang. Selain itu, Cipete juga menjadi tempat tinggal bagi beberapa bangsawan lokal yang memiliki perkebunan di sekitarnya.

Perkembangan Pasca Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, Cipete mulai mengalami perkembangan yang signifikan. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, banyak orang dari luar Jakarta yang mulai pindah ke Cipete karena lokasinya yang strategis dan lingkungannya yang nyaman. Perkembangan infrastruktur seperti jalan raya dan fasilitas umum juga mulai dibangun, menjadikan Cipete sebagai salah satu kawasan yang diincar untuk tempat tinggal.

Cipete Modern

Kini, Cipete telah berkembang menjadi salah satu daerah urban yang ramai dan modern. Jalan-jalan di Cipete dipenuhi oleh berbagai macam kafe, restoran, butik, dan tempat hiburan lainnya yang menjadikannya sebagai salah satu destinasi favorit warga Jakarta untuk bersantai dan bersosialisasi. Cipete juga dikenal sebagai kawasan yang memiliki komunitas internasional yang kuat, dengan banyaknya ekspatriat yang tinggal di sini.

Namun, di balik gemerlapnya modernisasi, Cipete masih menyimpan pesona sejarahnya. Beberapa rumah lama dan bangunan bersejarah masih berdiri kokoh, mengingatkan kita pada masa lalu kawasan ini yang penuh dengan pepohonan petai dan aliran sungai yang jernih.

Warisan Budaya dan Komunitas Lokal

Cipete tidak hanya berkembang secara fisik, tetapi juga dalam hal budaya dan komunitas. Beberapa acara budaya lokal sering diadakan di kawasan ini, seperti pasar seni, festival makanan, dan pertunjukan musik. Komunitas lokal di Cipete juga aktif dalam menjaga kebersihan dan keamanan lingkun

gan, menjadikan Cipete sebagai salah satu contoh kawasan yang harmonis antara modernitas dan tradisi.

Penutup

Cipete adalah contoh sempurna dari bagaimana sebuah kawasan dapat berkembang pesat tanpa melupakan akar sejarahnya. Dari sebuah area yang penuh dengan pohon petai dan sungai kecil, Cipete telah bertransformasi menjadi salah satu kawasan paling dinamis di Jakarta Selatan. Kisah perkembangan Cipete adalah cerminan dari dinamika kota Jakarta yang terus bergerak maju namun tetap menjaga warisan budayanya.

Dengan segala keunikan dan daya tariknya, Cipete akan terus menjadi salah satu kawasan yang dicintai oleh banyak orang, baik penduduk lokal maupun pendatang.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun