Mohon tunggu...
Rully Apriliyanti
Rully Apriliyanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SMA Negeri 1 Porong Sidoarjo Tampil Kembali Tari Terasiring untuk Mengenang Lumpur Lapindo

16 Juni 2024   13:50 Diperbarui: 16 Juni 2024   14:07 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMANIP Sidoarjo Tampilkan Kembali Tari Tani Siring untuk Mengenang Lumpur Lapindo

SMANIP Sidoarjo kembali menorehkan prestasi dengan menampilkan Tari Tani Siring, sebuah tari kolosal yang menggambarkan perjuangan petani terdampak lumpur Lapindo. Acara yang bertemakan Pentas Raya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) ini diselenggarakan di tempat wisata kolam renang Perumtas Tanggulangin Sidoarjo pada Minggu (16/6/2024).

Tari Tani Siring mengisahkan tentang kegigihan para petani yang kembali bangkit meskipun sawah-sawah mereka terendam oleh lumpur Lapindo. Dengan totalitas, ratusan pelajar dari SMANIP Sidoarjo memeragakan gerakan-gerakan tari yang sarat makna ini, menciptakan nuansa mengharukan bagi penonton.

Kepala Sekolah SMANIP Sidoarjo menyatakan bahwa penyelenggaraan tari kolosal ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap seni budaya lokal, tetapi juga sebagai pengingat akan peristiwa tragis yang melanda daerah tersebut. "Kami berharap tari ini dapat menginspirasi masyarakat untuk tetap kuat dan optimis di tengah cobaan,"dan dalam pembelajaran P5 profil pelajar pancasila ujar Kepala Sekolah.

Tari Tani Siring sebelumnya sukses dipentaskan di Tebing Breksi Sleman, Yogyakarta, menunjukkan popularitas dan pengakuan atas keindahan serta pesan yang disampaikannya. Dengan kembali dipentaskannya tari ini, SMANIP Sidoarjo memberikan kontribusi dalam melestarikan sejarah dan semangat kebangkitan para korban Lumpur Lapindo melalui seni tari.

Koordinator P5, Fitri Cahyabuana, S.Pd menjelaskan kalau karya tersebut merupakan asli dari SMAN 1 Porong, proses pembuatannya kerjasama dengan seniman Jawa Timur, Sugeng Suprihatin, S.Sn.

Digambarkan warga Siring yang paling parah, mereka para petani sedih, marah, namun masih tetap berjuang hingga bisa bercocok tanam lagi. “Ternyata waktu berproses anak-anak sangat antusias sekali. Solid, keluar masuknya juga disiplin,” katanya.

Kepala SMAN 1 Porong, Ropingi, S.Pd MM menuturkan kalau kegiatan tersebut dilakukan adalah untuk melestarikan seni tradisional kita yang sudah lama ini hilang. Oleh karena itu kita perkenalkan kepada anak-anak, jangan sampai karya seni tari ‘Tani Siring’ milik kita sendiri ini hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun