Nurul Lutfhi Aulia,
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Bangka Tengah, Kep. Bangka Belitung - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah mengubah sistem kehidupan manusia di segala bidang kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Adanya kebijakan untuk melakukan work from home (WFH), social and physical distancing, mengharuskan masyarakat bekerja, beribadah, dan belajar dari rumah. Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Muliana Girsang menyampaikan Surat Edaran Nomor 15 tersebut untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan,  dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.
Oleh karena itu,  berdasarkan kondisi dan aturan dari pemerintah tersebut menuntut para guru untuk bisa mengoptimalkan teknologi dalam proses pembelajaran. Para guru dan siswa diharapkan dapat menyesuaikan diri dan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi pilihan utama dalam menyampaikan materi kepada siswa pada masa pandemi. Daring, luring,  dan blended learning merupakan cara untuk para guru melaksanakan proses Pembelajaran Jarak Jauh. Penguasaan IT dan adaptasi guru dalam menyampaikan materi yang berbeda dengan yang biasa dilakukan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Penguasaan teknologi dalam menggunakan perangkat teknologi, media sosial, dan berbagai jenis media yang bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan pembelajaran daring menjadi hal yang sangat penting. Apapun bentuk proses pembelajaran baik daring, luring, maupun blended learning harus tetap dilaksanakan agar pembelajaran tetap berjalan.
Mengutip data Ikatan Guru Indonesia (IGI), Lestari Moerdijat, wakil ketua MPR mengungkapkan berdasarkan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh yang diterapkan tiga bulan terakhir selama tahun 2020 tercatat 60% guru memiliki kemampuan sangat buruk dalam penggunaan teknologi informasi saat mengajar. Kendala gagap teknologi di kalangan guru ini harus segera diatasi. Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengatasi buruknya pemahaman teknologi di kalangan guru. Melalui data dan kasus yang terjadi di lapangan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai kampus pelopor pendidikan berupaya untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu cara yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia adalah dengan menggerakkan mahasiswa untuk berkontribusi aktif dalam dunia pendidikan melalui KKN Tematik Pencegahan Covid-19. Terdapat program wajib dan pilihan dalam KKN Tematik Pencegahan Covid-19. Program wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa adalah program edukasi dampak penanggulang Covid-19 di bidang pendidikan. Dalam program tersebut, mahasiswa diarahkan untuk melaksanakan hal-hal berikut.
1. Penguatan pembelajaran daring untuk semua mata pelajaran di semua jenjang sekolah.
2. Pendampingan pembelajaran daring siswa untuk semua mata pelajaran di semua jenjang sekolah.
3. Pendampingan orang tua dalam membimbing anak melalui pembelajaran daring.
4. Mendesain, melengkapi, dan membuat media pembelajaran daring.
5. Membantu administrasi sekolah secara daring.
Poin-poin dalam program tersebut menjawab kendala guru yang kesulitan dalam menggunakan teknologi. Seperti yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa KKN UPI 2020 kepada guru-guru di SDN 7 Lubuk Besar. Kesulitan yang dihadapi oleh guru SDN 7 Lubuk Besar, yakni sebagai berikut.
1. Kesulitan untuk menggunakan media yang menyediakan layanan konferensi jarak jauh.
2. Kesulitan dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran daring.
3. Kesulitan dalam melakukan penilaian tugas siswa.
Berdasarkan kendala tersebut, mahasiswa KKN UPI membantu guru dengan cara sebagai berikut.
1. Membantu guru dalam memilih media yang menyediakan layanan konferensi jarak jauh. Mahasiswa menyarankan guru untuk melakukan pembelajaran melalui Zoom dengan pertimbangan lebih mudah digunakan.
2. Mendampingi guru dalam membuat media pembelajaran. Mahasiswa membimbing guru untuk menuangkan bahan ajar ke dalam salindia power point yang menarik atau membuat video dan diunggah ke kanal Youtube.
3. Mengarahkan guru untuk menggunakan Google Classroom. Google classroom dipilih karena sangat mudah untuk digunakan pemula, mudah dalam mengelola tugas dan melakukan pengarsipan, serta bebas iklan dan aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H