UMKM yang bergerak di bidang pengolahan pangan berbahan dasar kelapa yang terletak di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.Â
PT Hyangreksa Karya Indonesia merupakan salah satuDalam pengolahannya UMKM ini berkomitmen untuk menciptakan produk olahan yang inovatif sebagai upaya pengembangan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Produk yang dihasilkan berupa keripik kelapa yang memiliki keunggulan dimana dalam pengolahan yang dilakukan menggunakan metode pemanggangan suhu rendah, tanpa proses penggorengan, tanpa pengawet, dan non kolesterol.Â
Selain menciptakan produk olahan yang sehat, UMKM ini juga melibatkan petani lokal dalam penyediaan bahan baku sebagai upaya peningkatan pendapatan petani lokal.
Dalam pelaksanaan pengembangan UMKM, tentunya pelaku usaha dituntut untuk senantiasa melakukan perluasan pasar sebagai upaya agar produk yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat yang lebih luas serta memberikan peningkatan penjualan yang lebih besar. Â
Salah satu kendala yang dihadapi oleh UMKM dalam mewujudkan perluasan pasar adalah tuntutan  kualitas dan output produksi namun, untuk menjawab tuntutan tersebut UMKM juga dihadapkan dengan fluktuasi harga faktor-faktor produksi.Â
Kondisi ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh mantan Kepala Badan Standarisasi Nasional, Bambang Prasetya pada tahun 2019 bahwa terdapat banyak produk UMKM yang belum terstandarisasi. Indonesia sendiri memiliki lembaga yang berperan dalam penanganan standar produk agar mampu unggul dalam pasar global yaitu, Badan Stadarisasi Nasional (BSN) dan Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM). Namun, upaya BSN belum disosialisasikan secara menyeluruh kepada pelaku usaha sehingga masyarakat masih minim pengetahuan terkait pentingnya standarisasi mutu produk dalam pemasaran sebagai keunggulan dalam persaingan pasar global.
Berdasarkan latar belakang tersebut sosialisasi dan pendampingan terhadap masyarakat terkait dengan pentingnya standarisasi produk sangat diperlukan untuk mewujudkan produk kreatif daerah yang mampu menembus pasar global dan meningkatkan daya saingnya.Â
PT Hyangreksa Karya Indonesia merupakan salah satu UMKM yang belum memiliki standarisasi produk dan memiliki komitmen untuk terus berkembang sehingga diperlukan sinergi antara lembaga standarisasi nasional dengan pelaku UMKM. Untuk melakukan pembinaan di bidang SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) BSN merasa perlu melakukan kolaborasi dengan stakeholder, termasuk dengan perguruan tinggi melalui berbagai kegiatan salah satunya pengembangan SDM khususnya bagi mahasiswa.
Kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menguasai berbagai bidang keilmuan SPK yang berguna sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja maupun berwirausaha.Â
Salah satu program MBKM adalah Magang BSN yang menawarkan kepada mahasiswa untuk melakukan pendampingan magang usaha mikro kecil dan menengah binaan BSN. Melalui program ini, mahasiswa akan memperoleh pemahaman mengenai penerapan SNI di Industri dengan langsung praktek ke pelaku usaha.Â
Selain hal ini, kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan ikut serta berupaya menjadikan UMKM lebih berkembang melalui penerapan standar produk.