ISTILAH gimik (gimmick) belakangan kembali  ngetren di pergaulan sosial, biasalah, awalnya muncul dari 'chit chat' di jagad maya beberapa tahun silam, khususnya di wilayah para pegiat media sosial. Kemudian istilah ini makin marak digunakan di dunia nyata oleh para pesohor dan sosialita hingga remaja milenia termasuk kedalamnya kaum emak-emak gaul.
Gimik atau gimmick berasal dari istilah orang Amerika di awal abad ke 20, namun tak jelas darimana akar katanya bermula.Menurut kamus Oxford, kemungkinan dari istilah slang para artis dan pesulap untuk memanipulasi penampilan mereka agar berbeda dari kenyataannya; "The origin of the term, "gimmick", is uncertain. Etymologists suggest that the term emerged in the United States in the early twentieth century. The Oxford Dictionary suggests that it may have originally been a slang term for something that a con artist or magician manipulated to make appearances different from reality"...
Selain sebagai istilah di program pentas hiburan, kata gimmick ini dipakai juga sebagai diksi kritik dalam analisis politik para pakar di bidangnya, sampai kepada siasat kelompok pemasar dalam aktivitas penjualan daring (online, e-commerce) mereka. Maka tak heran bila istilah seperti  nge gimik, gimik politik (political gimmick) hingga 'marketing gimmick' kini semakin meluas dibincangkan, bersama istilah lain yang juga  populer seperti hoax, framing, play victims dan seterusnya.
Misalnya pak Bolot melakukan gimmick dengan ciri khas kebolotannya, atau Azis Gagap dengan kegagapannya, tak jarang tim kreatif sebuah program acara harus bekerja keras menciptakan gimmick agar acara yang dibuat dikemas semenarik mungkin serta mengundang lebih banyak penonton. Atau artis yang melakukan audio gimmick berupa suara yang dibuat-buat, untuk tampil beda, dan sebagainya.Â
Beberapa acara reality show televisi di berbagai belahan dunia juga diduga merupakan hasil "settingan". Sebagian yang tampil di acara itu melakukan aksi gimik. Ada pula dugaan bahwa ada oknum oknum  production house yang merancang serta memanipulasi sosok artis dibawah manajemennya agar kembali ngetop dengan meramu strategi gimik.
Kalau di pergaulan sosial istilah nge gimik artinya bersikap atau berpenampilan pura pura untuk maksud maksud tertentu. "Ah, lo ngegimik aja kerjaannya", ini salahsatu contoh seloroh untuk menilai seseorang yang kerap berpenampilan pura pura, misalnya pura pura serius, padahal hanya bercanda.
Zaman saya remaja dulu ada istilah MPO, mencari perhatian orang atau aksi "caper" alias  cari perhatian,  yakni cara supaya seseorang lebih diperhatikan di lingkungannya. Orang-orang yang caper biasanya mulai melakukan "gimmick" karena merasa kalah saing dari teman temannya. Maka untuk memenangkan kompetisi perhatian, biasanya yang bersangkutan melakukan penonjolan peran, laku lajak (over acting) serta  lebih agresif dalam pergaulan demi sebuah pencitraan, atau perhatian yang lebih dari lingkungan.
Menurut Diki Umbara (2016) gimmick di televisi dan panggung-panggung hiburan adalah merupakan suatu cara untuk menarik perhatian penonton dengan beragam siasat seperti membuat adegan khusus, dandanan yang khas, musik, yel-yel, nyanyian, atau aktifitas lainnya.
Gimmick juga bisa dilakukan dengan pergerakan kamera tertentu atau dilakukan saat editing. Karenanya gimmick dimaksudkan untuk menghibur, membuat penonton berdebar-debar, atau mendapatkan kejutan. Seringkali gimmick dibuat seperti tak ada hubungannya dengan inti sebuah acara.
Namun itu semua tentu dengan tujuan agar penonton menyukai acara tersebut. Gimmick di program TV dimaksudkan untuk sekadar menghibur plus menaikkan rating acara. So, dalam seni peran gimmick artinya penampilan pura pura, yang di setting agar penonton lebih tertarik, sedangkan dalam pertunjukan sulap, aksi gimmick digunakan untuk mengalihkan perhatian penonton.