Ia mencoba menyandarkan kepalanya di kursi tempat ia duduk. Menghisap dalam -- dalam sisa batang kretek dan mencoba mencari jalan bagaimana cara ia bisa menemui sang kekasih. Laki -- laki itu tidak mau kekasihnya marah dan mengabaikannya.
"Dasar kadal ?!!" ia sekarang mulai kesal dengan dirinya sendiri dan memaki dalam hati kenapa ia begitu sangat mencintai kekasihnya itu.
Masih terbayang bagaimana wajah sang kekasih jika ia tak menemuinya, laki -- laki itu terus memutar otak untuk mencari cara agar bisa keluar dari rumah dan tidak ditangkap oleh polisi. Menurut pembawa berita di televisi, Walikota sudah memerintahkan aparat untuk menangkap siapapun yang melanggar kebijakannya untuk tidak keluar rumah.
"Sial ?!!".
***
Hilir mudik di dalam kota ini tak sepadat biasanya. Tak ada angkutan umum yang melayani penumpang sebab para supir dan kondektur takut, salah -- salah mereka akan di tangkap karena melayani warga yang melanggar kebijakan Walikota untuk tetap tinggal di rumah.
Jalanan kota hanya diisi oleh kontainer -- kontainer box pengirim logistik dan paket. Orang -- orang yang masih bisa keluar rumah dengan tanpa ketakutan akan ditangkap adalah para kurir pengantar paket. mereka adalah pengecualian dari kebijakan Walikota.
Namun hari ini seorang kurir merasa ada yang aneh saat membawa sebuah paket untuk diantarkan. Alamatnya ke sebuah rumah yang dihuni oleh seorang wanita. Saat ia mengetuk pintu rumahnya, sang penghuni langsung keluar dengan muka kesal.
"Kenapa lama sekali ?! sini !", ucap wanita itu.
"Apakah aku sudah boleh keluar ?", terdengar suara laki - laki dari dalam paket yang diantar si kurir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H