Walaupun ada tanda dilarang makan minum di dalam gerbong, kebiasaan ini tetap dijalankan. Di perjalanan pagi, saya melihat seorang ibu beserta dua anaknya makan nasi bungkus menggunakan tangan. Di perjalanan pulang Jakarta, beberapa rombongan keluarga bergantian makan camilan dan minum minuman botol, bahkan ada yang meninggalkan sisa botol plastik dan plastik makanan di dalam gerbong.
Mungkin salah satu tujuan dilarang makan minum di dalam gerbong adalah untuk menjaga kebersihan dan aroma di dalam gerbong, karena sekarang semua gerbong menggunakan AC. Tapi dalam kondisi perjalanan yang cukup lama dan demi menenangkan anak kecil yang ikut bepergian, tampaknya akan sulit untuk menghilangkan kebiasaan ini.
3. Lesehan diperbolehkan
Sekali lagi karena jarak perjalanan yang cukup jauh, cukup banyak orang yang duduk lesehan di lantai kereta. Sebenarnya ada pengumuman dilarang duduk yang dipasang di dinding gerbong. Bahkan ada anak kecil yang tidur-tiduran, merangkak dengan gaya berenang di lantai kereta.
4. Naik secepat mungkin untuk mendapat tempat duduk
Tempat duduk sangat berharga. Pengumuman dahulukan yang turun, hanya bertahan sampai dua penumpang pertama turun, dan setelah itu gerombolan orang di belakang kita akan mendorong kita masuk gerbong. Kemudian segeralah pergunakan mata sejeli dan secepat mungkin untuk mencari tempat duduk yang tersedia, dan berlari untuk mendapatkannya!
Mungkin butuh waktu sampai masyarakat kita bisa mematuhi semua peraturan yang digariskan operator kereta api. Tetapi ada satu yang membuat saya bersyukur...tidak ada yang merokok di dalam gerbong!
Perjalanan yang cukup menyenangkan. Ada kebiasaan yang bisa dimaklumi, ada pula yang perlu diingatkan agar dipatuhi. Semoga kita bisa menjadi lebih dewasa agar perjalanan dengan kereta api listrik dengan fasilitas yang nyaman ini dapat semakin kita nikmati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H