Mohon tunggu...
Chairul
Chairul Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prediksi Pilkada Dumai 2015

8 Desember 2015   14:12 Diperbarui: 10 Desember 2015   14:08 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Umum Kepala Daerah biasa disingkat pilkada, serentak pada 09 Desember 2015 ini akan digelar pada 8 Provinsi dan 196 Kota/Kabupaten. Dari sekian banyak tempat itu salah satunya adalah Kota Dumai yang terletak di Wilayah Provinsi Riau.

Menarik rasanya membaca posting pengguna sosial media fb Sidi Yaserly Alie Piliang yang menyampaikan prediksinya tentang hasil pilkada Dumai 2015. Pengguna sosmed yang dari beragam postingnya diketahui pendukung pasangan calon Mantap menyampaikan prediksi hasil pemilu Kota Dumai 2015. 1. DR IKHSAN DAN KOMALA 2. AMRIS SAKTI 3. ZUL AS EKO 4. ABDUL KASIM NURAINI 5. AGUSWI MAMAN. Ternyata prediksi itu merupakan nomor urut masing-masing pasangan calon. 

Sejauh ini masing-masing paslon yakin kemenangan berada di pihaknya. Namun demikian, memperhatikan situasi politik akhir-akhir ini, sedikit analisa yang ingin saya sampaikan.

Zul AS-Eko Parto Menang. Kondisi ini bisa tercapai jika seluruh paslon beroleh perolehan suara yang benar-benar anjlok.

Amris-Sakti Menang. Kondisi ini bisa tercapai jika perolehan suara seluruh paslon hampir merata, artinya uncul sebagai kuda hitam, pemenang tak terduga.

Agus-Maman Menang. Kondisi ini mungkin terjadi jika hanya Zul AS-Eko Parto yang beroleh suara dominan, jauh meninggalkan perolehan suara tiga paslon lainnya.

Abdul Qasim-Nurani Menang. Kondisi ini mungkin terjadi jika paslon Dr. Ikhsan Komala beroleh suara cukup tinggi disusul Amris-Sakti dan dua paslon lainnya ditinggalkan pemilih.

Dr. Ikhsan-Yanti Komala Menang. Kondisi ini mungkin terjadi jika yang beroleh suara cukup tinggi hanya paslon amris-sakti dan tiga paslon lainnya terjun bebas.

Zul As adalah Walikota Dumai persis sebelum periode Khairul-Agus widayat 2010-2015 yang kala itu di dampingi dr. Sunaryo sebagai Wakil Walikota Dumai. Zul As dan dr. Sunaryo maju secara terpisah pada 2010-2015 sama-sama kalah. Oleh karena itu, kemenangan Zul As Eko atau kemenangan AgusWi Maman hampir dapat dipastikan dengan selisih perolehan suara yang sangat jauh. Artinya persaingan kandidat didominasi oleh parameter kesuksesan kandidat saat menjalankan roda pemerintahan pada periode sebelumya, dan itu pulalah yang menyebabkan rendahnya perolehan suara kandidat yang lain.

Amris sebagai diketahui pernah menjadi anggota DPRD Dumai dan menjadi ketua Fraksi Gabungan kala itu. Amris tidak maju dalam pileg yang lalu kerna sedang mempersiapkan diri sebagai Calon Walikota Dumai dari jalur indenpenden dan akhirnya lolos verifikasi. Sebagai pasangannya, Amris berdarah Minang memilih Sakti berdarah Batak. Oleh karena itu, jika kemenangan di pihak Amris Sakti dipastikan parameter pemilih dominan adalah Primordialisme, asal/suku bangsa kandidat. oleh sebab itulah kalaupun menang Amris Sakti hanya akan menang Tipis dari calon-calon lainnya karena parameter primordialisme ini tidak mungkin sangat dominan, sementara itu parameter lain yang ikut menentukan urutan kandidat lainnya adalah Relawan Ring Satu hingga Ring Dua dan juga Track Record kandidat dalam versi yang parsial. 

Abdul Qasim, Nuraini, Dr. Ikhsan dan Yanti Komala sama-sama diketahui tidak pernah menjadi Walikota Dumai namun memiliki akses yang cukup ke sana. Qasim misalnya adalah anggota DPRD Dumai Tiga Periode. Dr. Ikhsan Tim Ahli dalam urusan pembangunan fisik. Nuraini pernah menjadi anggota DPRD dan juga Pengusaha Wanita di Kota Dumai. Yanti Komala pun demikian Pengusaha Wanita di Kota Dumai. Jika dipertegas, perbedaanya adalah Abdul Qasim Nuraini pernah bermitra dengan Pemerintah (DPRD) dan Dr. Ikhsan Yanti Komala pernah membantu pemerintah. Oleh Karena itu bila kemenangan berada di sisi Abdul Qasim Nurani parameter pemilih adalah pemahaman kandidat tentang tata kelola pemerintahan. seperti halnya kemenangan Abdul Qasim Nuraini, kemenangan Dr Ikhsan Yanti Komala ditambah oleh Parameter Soliditas Kader dan Nilai Kader di Masyarakat, artinya pandangan bahwa kader PKS masih orang baik di tingkat Kabupaten dapat dibenarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun