Mohon tunggu...
Rukun Indonesia
Rukun Indonesia Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Media Dakwah Islam Milenial

Menjadi brand media dakwah anak muda yang memberikan konten inspiratif, kembali pada hal yang utama, Al-Quran dan Hadits. Tentunya juga terus belajar dengan Ulama dan rukun antar sesama ummat Islam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rukun Podcast: Perjuangan Dakwah Tidak Sebatas Kajian

27 Juni 2022   16:22 Diperbarui: 27 Juni 2022   16:23 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sigit Akbar, Host Rukun Podcast berbincang dengan Ustadz Randy Abu Bilqis, Pengasuh Ponpes Tunarungu-Tuli Jamhariyah Yogyakarta (Dokpri)

Dokpri
Dokpri

Pria yang akrab disapa Pak Yo ini tengah berjuang mendirikan lembaga pelatihan baca Al-Quran, pendidikan akhlak, kepemimpinan dan keislaman di tengah proses banyaknya permutadan dibungkus pendidikan. "Saya memilih dakwah ini karena saya tahu dimana saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Di sini, masyarakat sulit sekali mendapatkan pendidikan khususnya agama dengan berbagai faktor. Kemiskinan hingga akses yang cukup jauh dari kota," papar Pak Yo.

Pak Yo menjelaskan, pendidikan gratis yang diinisiasikan dirinya ini merupakan bentuk wadah anak-anak Muslim belajar. Baginya, generasi harus diselamatkan melalui pendidikan.

Kunjungan Rukun Indonesia di hari selanjutnya, Pondok IT yang diasuh oleh Ustadz Rulli Indrawan. Bincang podcast mengenai visi yang didirikan beliau untuk memaksikmalkan ruang ibadah dan pengembangan bakat secara gratis dari semua lini pendidikan.

Puncak kunjungan tim Rukun Indonesia ke Ukhwah Mualaf Indonesia (Umi) bertemu dengan Dosmauli, mualafah yang dulu benci Islam justru saat ini mengabdikan hidupnya menjadi pejuang dan pendakwah.

Bermukim di Muntilan, Yogyakarta, wanita yang akrab disapa Bu Uli ini aktif setiap hari mengajar dan mendidik keislaman masyarakat setiap desa yang dapat ia tempuh. Mulai dari lereng Merapi hingga lereng Merbabu.

"Jika ditotal, jamaah yang kami ajarkan mencapai 1500 orang. Kami berharap, perjuangan kami ini dapat bermanfaat bagi mereka yang bahkan sudah berusia 80 tahun masih istiqomah mau belajar membaca Al-Quran kepada kami," terang Bu Uli.

Sigit Akbar berharap, perjuangan dakwah dalam safari di Yogyakarta menjadi inspirasi bagi Muslim lainnya. Sebagaimana Islam mengajarkan, bahwa Allah menurunkan kita agar menjadi umat terbaik.

"Kita harus saling mensupport sesame Muslim di bidang dakwah apapun, karena berdakwah tidak hanya sebatas kajian, berdakwah bagaimana kebermanfaatan kita bagi orang lain dengan bertakwa," jelas Sigit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun