Bisa di bilang priyadi adalah sosok yang kurang beruntung dan juga beruntung karena di setiap momen hidup selalu seimbang dimana keberuntungan dan ketidakberuntungan selalu berpihak kepada dirinya, bronjka memiliki kehidupan yang seru dan hangat serta kehidupan yang menyebalkan tentunya namun priyadi tidak pernah menganggap serius tentang hidup dan selalu membawa santai segala problematik yang dialami.
Tet, tet tet siang pak iya oh ibu alhamdulillah!! Sahut pak aris masuk-masuk di luar panas, oh iya maaf sebelumnya jadi bapak ini siapa sahut pak aris saya manusia sahut priyadi menjawab sambil cengar-cengir gak maksud saya nama bapak siapa sahut: pak aris saya bronjka priyadi a.a wattimena waduh panjang banget nama bapak sahut pak aris, oh iya bapak minum apa teh hangat boleh dan mohon maaf tidak pakai gula dengan wajah tersenyum pak aris meladeni bronjka pak memanggilnya dengan 2 kali maaf saya gak disuruh duduk sahut priyadi oh iya saya lupa silakan duduk pak sahut pak aris lalu pak aris menyuruh renita untuk menelpon bapak besar  a few minute later datang lah teh hangat di depan bronjka lalu pak aris duduk di hadapan bronjka jadi bapak tinggal di mana imbuhnya saya di mess pak sahut bronjka, bapak kerja? Imbuhnya saya polisi pak sahutnya dengan wajah terkejut pak aris langsung bereaksi oh maaf pak jika pertanyaan saya menyinggung imbuhnya, oh tidak apa-apa pak santai sahut priyadi sambil melambaikan kedua tangan nya , lalu terlihat senyum lega di wajahnya pak aris, pak ngomong-ngomong ini tidak ada temannya, lalu datang  renita membawa camilan lalu berkata bronjka dengan spontan pucuk di cinta bulan pun tiba-tiba lala tertawa lah pak aris melihat sikap santai bronjka dan ibu renita pun ikut tersenyum lalu pak aris dan bronjka berbincang-berbincang seru banget!! .
Hingga....
terdengar suara klakson mobil berbunyi dan pak aris meminta izin untuk bergegas keluar ternyata bapak besar sudah ada di luar pintu mobil lalu bergegas dengan kencang seperti kuda yang di pacu, dep, dep, dep dengan napasnya tersengal-sengal setelah berhasil menerobos pintu sambil berteriak-teriak dimana ibu di kamar pak sahut renita menjawab dengan raut wajahnya yang ketakutan dan secara spontan bronjka yang berada di ruang tamu juga berdiri sambil melirik-lirik ke arah pintu masuk yang jaraknya 5 meter lalu tanpa melihat bronjka bergegas bapak bapak besar menaiki tangga dengan terburu-buru di ikuti dengan pak aris dan bu renita yang bergegas juga naik ke atas dan bronjka juga mengikuti gerak langkah pak aris dan bu renita terlihat sangat bapak besar sedang memeluk ibu nya sambil menangis yang di saksikan pak aris, bu renita, dan bronjka yang sedang asyik mengintip lalu terdengar suara kalian ngapain yang ternyata suara sang ibu bapak besar, dengan wajah kaget mereka bertiga yang saling bertatapan lalu tertawalah dengan terbahak-bahak sang ibu bapak besar disertai dengan senyuman bahagia sang bapak besar yang melihat sang ibu tertawa begitu keras, di mana sang ibu sudah lama tidak pernah tertawa sama sekali lalu sang bapak besar melambaikan tangan tanda menyuruh mereka bertiga enyah.
setelah keadaan sudah kondusif sang bapak turun ke bawah setelah berganti pakaian dimana sudah ada bronjka yang menunggu di sana dengan wajah yang tampak santai...
tanpa gerakan dan mimik wajah yang tidak menunjukkan gelagat takut sedikit pun bronjka tersenyum lebar menatap sang bapak besar yang sedang turun dari tangga lalu dengan wajah yang gahar dan gestur yang mengintimidasi menatap bronjka serta wajah yang mengerutkan dahi sambil menyapa bronjka hai kamu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H