Repot ah masa kalau lagi sedih harus evaluasi segala, iya itu semua kembali ke diri masing-masing, yang penting saya sudah kasih tau..! bahwa perlu untuk tidak mendahulukan emosi sebab pengalaman saya pribadi ketika terlalu terbawa dan terhanyut dengan emosi, Â jadi malah makin runyam permasalahannya.
bukannya selesai malah malah makin tambah masalah jika perasaan mengontrol, tapi jika kamu belajar untuk membiasakan diri fokus pada solusi bukan malah terjebak sama perasaanmu, saya Cuma mau bilang belajar dari pengalaman saya selama 6 tahun terjebak oleh pikiran sendiri, akhirnya tidak membuat kemajuan dalam peningkatan taraf hidup, sok benar banget!, iya deh dirimu yang paling benar lanjut ya.Â
Ketika kamu dapat mengontrol nya bukan malah hanyut dalam emosi kamu sepenuhnya menjadi manusia yang logis, namun ada saatnya perlu meleburkan perasaan yang terpendam rapat dari dulu, apa sih itu melebur? Yaitu ketika kita meluapkan nya agar batinmu terpuaskan dengan cara yang tepat, bukan dengan menjadikan orang lain objek pelampiasan emosi atau hal-hal buruk semacamnya, bisa dengan bantuan profesional atau dengan metode-metode yang tepat.
Sebab ini jangan di remehkan karena
Setiap masa ada cerita
Setiap waktu penuh dilema
sehingga banyak retorika
Di dalam bentuk sebuah eksistensi di dalam jiwa
Itulah masa kita tidak bisa tertawa
Dikarekanan disposisi yang terasa di dalam jiwa
solusi hanya dapat di temukan ketika suasana hati tenteram yaitu ketika sudah tidak ada lagi distraksi yang mengganggu, ketika pandanganmu sudah cukup jernih tidak terhalang oleh perasaan yang mengganggu seperti perasaan yang menganjal di batin ini atau hal yang terasa janggal di hatimu, lalu setelah itu mulailah belajar mengontrol suasana batin karena jika tidak di kontrol kamu akan kehilangan kendali atas dirimu. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H