Mohon tunggu...
RUINA NUR FITRIA
RUINA NUR FITRIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Gel. 2 Tahun 2023

Mathematics teacher and soon to be professional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Kurikulum Understanding by Design (UbD)

16 Februari 2024   08:33 Diperbarui: 16 Februari 2024   08:50 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasi UbD dalam Pembelajaran

          Terdapat berbagai model pengembangan kurikulum yang dapat digunakan untuk memperbaiki pendidikan. Untuk memudahkan guru dalam menyelesaikan proses pembelajaran dengan sistem yang berpusat pada siswa kemudian melakukan penilaian dan evaluasi yang baik maka digunakan strategi memahami dengan desain. Salah satu aspeknya adalah konsep perencanaan mundur, dimana kita sebagai guru harus terlebih dahulu menentukan hasil belajar yang diharapkan siswa sebelum kita menentukan proses pembelajaran itu sendiri. Evaluasi hasil belajar siswa harus mempertimbangkan keseluruhan proses yang meliputi tiga unsur yaitu produk, proses dan kemajuan. Oleh karena itu, penilaian yang dilakukan di sekolah harus adil dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak tersebut. Artinya setiap orang yang terlibat memahami arti, isi dan ruang lingkup penilaian nilai siswa serta didukung dengan bukti- bukti yang cukup. Filsafat Pembelajaran Penilaian pembelajaran hanya bagian dari sistem pembelajaran. Ia tidak berdiri sendiri tetapi menjadi bagian integral dari keseluruhan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran sangat erat kaitannya dengan filosofi yang dianut oleh lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan.

          Bagi sebagian besar sekolah yang menganut sistem teacher centered (di mana kurikulum menjadi fokus seluruh pembelajaran), yang terpenting adalah penyelesaian materi sesuai kurikulum. Di sekolah model ini, hanya garis bawah yang diperhitungkan dalam hal sasaran kinerja siswa. Bukan prosesnya yang menentukan, tapi hasil akhirnya, yaitu berapa banyak nilai yang diperoleh siswa dari penilaian pembelajaran yang diselenggarakan. Penting bagi guru agar tujuan pelajaran (penyelesaian materi) tercapai. Siswa mendapatkannya atau mereka tidak mengubahnya. Sistem pembelajaran (berpusat pada guru) seperti itu memandang belajar sebagai kompetisi, bukan ziarah, perjuangan atau perjuangan untuk memperoleh ilmu

          Proses implementasi Understanding by Design dalam pembelajaran secara aktual tidak terlepas dari konsep backward design. Implementasinya berupa guru harus menentukan hasil yang ingin dicapai/diharapkan dari peserta didik yang menjadi objek aktualisasi pembelajaran. Menurut Wiggins McTighe dalam bukunya Understanding by Design (2006), desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design. Ada tiga tahap utama backward design yaitu:

  • Tahap pertama, Tentukan hasil yang diharapkan. Apa yang peserta didik harus ketahui, pahami, dan dapat lakukan setelah menyelesaikan pokok tertentu.
  • Tahap kedua, tentukan bukti-bukti yang dapat diterima. Pertanyaan pokok yang mesti dijawab di sini adalah bagaimana kita dapat ketahui jika peserta didik telah mencapai hasil yang diharapkan.
  • Tahap ketiga, tentukan instruksi dan proses belajar yang ingin diterapkan. Setelah kita memastikan hasil apa yang diharapkan dan bukti apa yang dapat menunjang pencapaian hasil itu, lalu kita tentukan bagaimana proses belajar harus dilaksanakan untuk mencapai sasaran itu.

          Implementasi UbD bisa melalui penentuan capaian/tujuan pembelajaran peserta didik atau penetrasi goals yang diinginkan bagi peserta didik. Selanjutnya analisis kemampuan peserta didik (diagnostik) yang diaplikasikan secara holistik dan komprehensif. Analisis tersebut bisa melalui dengan pre-test maupun oral test terkait materi yang akan diajarkan yang terkorelasi dengan tujuan awal. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa paham dan mengerti peserta didik terkait dengan esensi materi secara utuh. Setelah analisis selesai dan menemukan tujuan yang cocok maka guru bisa bereksplorasi dalam implementasi UbD. Understanding by Design secara fundamental memfokuskan peserta didik sebagai Student Centered dalam kurikulumnya.

Analisis Implementasi UbD di Indonesia

         Kurikulum Merdeka secara serentak mulai diimplementasikan di seluruh Indonesia pada tahun Pelajaran 2022-2023. Dalam kurikulum merdeka pembelajaran difokuskan berbasis projek atau project based learning. Projek dalam kurikulum merdeka dimaksudkan untuk semakin memperkuat karakter peserta didik yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Dalam memperkuat karakter profil pelajar Pancasila sekolah-sekolah diharapkan membuat projek yang bertujuan memperkuat karakter tersebut. Dalam membuat projek penguatan profil pelajar Pancasila, para guru dituntut untuk mahir dalam merancang modul projek yang berkualitas.

         Berkaitan dengan kegiatan merancang modul projek, sebenarnya bagi para guru sudah menjadi hal yang biasa dilakukan karena pada dasarnya profesi guru adalah perancang. Tindakan paling penting dalam profesi guru adalah merancang pembelajaran dan projek serta pengalaman belajar untuk memenuhi tujuan tertentu. guru juga menjadi perancang penilaian untuk mendiagnosis kebutuhan siswa sebagai panduan dalam mengajar dan membuat projek sehingga memungkinkan guru, siswa, dan pihak lain (orang tua dan administrator) untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran dan projek tersebut telah tercapai. Pada pembuat projek P5 ini guru dapat menggunakan kurikulum UbD dengan backward design. Merancang mundur dalam strategi backward desaign berarti guru menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Guru mendefinisikan tujuan projek, menentukan teknik yang mendorong pada pencapaian tujuan, kemudian baru merancang modul projeknya

         Dalam implementasi UbD di Indonesia, terdapat beberapa hal yang perludiperhatikan agar dapat berjalan secara efektif.

  • Pertama, perlu adanya komitmen dari seluruh pihak, termasuk guru, kepala sekolah, dan pemerintah. Komitmen ini penting agar tercipta sinergi dan kerja sama yang baik dalam menerapkan UbD disekolah. Tanpa komitmen yang kuat, implementasi UbD akan sulit untuk berjalan dengan baik.
  • Kedua, perlu adanya penyediaan sumber daya yang memadai. Hal ini meliputi bahan ajar, peralatan, teknologi, dan tenaga pendidik yang kompeten. Penyediaan sumber daya yang memadai akan membantu guru dalam menerapkan UbD dengan baik dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa.
  • Ketiga, perlu adanya pelatihan dan pendampingan bagi guru. Pelatihan ini penting agar guru dapat menguasai teori dan teknik dalam menerapkan UbD dengan baik. Pendampingan juga penting agar guru dapat mengatasi masalah yang muncul dalam proses implementasi UbD.
  • Keempat, perlu adanya evaluasi secara terus-menerus. Evaluasi ini penting agar dapat diketahui bagaimana implementasi UbD disekolah dan apakah sudah sesuai dengan harapan. Evaluasi juga penting untuk menentukan tindak lanjut yang perlu dilakukan jika terdapat masalah dalam implementasi UbD.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan implementasi UbD di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan membawa dampak positif bagi kualitas pendidikan di negara ini. Salah satu dampak positif yang dapat dicapai adalah meningkatnya pemahaman konsep dan keterampilan siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menunjang perkembangan potensi siswa.

Hasil Pembelajaran Peserta Didik yang Diharapkan dalam Kerangka UbD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun