Bagi sebagian besar pendidik, pasti telah belajar mengenai teori –teori belajar, tak terkecuali teori belajar dari Torndike khususnya tentang hukum kesiapan. Dalam teori itu, pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila peserta didik telah siap untuk melakukan aktifitas pembelajaran. Kesiapan peserta didik disini dalam artian, siap secara fisik yang meliputi kehadiran yang tepat waktu, kesehatan, konsentrasi, dan daya dukung indera. Selain harus siap secara fisik, hendaknya juga siap secara mental. Yang dimaksud siap secara mental disini meliputi kesiapan dalam bentuk perasaan senang untuk mengikuti proses pembelajaran tanpa adanya rasa tertekan pada diri siswa.
Dalam usaha membuat siswa siap dalam mengikuti aktifitas pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan kondisi lingkungan yang mengarahkan peserta didik untuk mempersiapkan diri. Kegiatan apersepsi, meliputi pembukaan, pengecekan siswa,mengatur tempat duduk, pemberian motivasi belajar dan menginformasikan kegiatan ynag akan dilaksanakan dinilai mampu untuk menyiapkan siswa. Dalam tahap ini peserta didik memungkinkan untuk dapat mempersiapkan buku dan alat tulis maupun mempersiapkan untuk memfokuskan dalam keadaan yang penuh konsentrasi dan kebermaknaan dalam belajar.
Setelah mempersiapkan dengan sedemikian rupa, selanjutnya penting bagi guru untuk mengajak peserta didik untuk mengingat materi sebelumnya yang pernah diperoleh, ataupun pengingatan materi yang mungkin sebagai prasarat dalam pembelajaran. Hal ini akan memberikan kejelasan ilmu pengetahuan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan bukan merupakan sesuatu yang terpisah-pisah. Hal ini dapat dilakukan dengan meminta siswa untuk mendiskusikan apa yang telah mereka ketahui tentang subjek tersebut, lakukan permainan peran atau lakon singkat yang menarik. Kegiatan ini dilakukan agar pemahaman dan pemaknaan dapat dipelajari dengan jauh lebih baik sehingga siswa dapat mengikuti materi yang akan mereka pelajari dengan baik.
Untuk mendukung berlangsungnya proses pembelajaran yang optimal, dibutuhkan juga adanya dukungan atau asupan nutrisi untuk otak kita sebagai pusat koordinasi dan keseimbangan tubuh, hal ini dapat dilakukan dengan memberitahu siswa pentingnya sarapan dan cukup dalam mengkonsumsi air, dapat membantu dalam kerja otak kita. Selain itu siapkanlah juga keterampilan peserta didik dengan memberikan saran dan tips dalam belajar mandiri seperti dengan membuat rangkuman, mind mapping ataupun dengan kata-kata kunci.
Yakinkanlah peserta didik kita, bahwa mereka memiliki bekal potensi masing-masing yang akan berkembang dengan terus berlatih dan mengembangkannya. Berilah pemahaman kepada mereka bahwa setiap otak manusia memiliki perkembangan yang unik, artinya pemikiran seseorang setiap individunya berbeda-bada, keunikan tersebut akan sangat tampak dimana saat individu sedang belajar.Tanamkan konsep pemikiran yang positif pada diri anak agar mereka memiliki motivasi intrinsik dann ekstrinsik dalam belajar mandiri, sehingga anak merasa butuh untuk belajarn belajar bukan atas dasar keterpaksaan.
Iringilah pembelajaran dengan sesuatu yang mampu menciptakan kesan tersendiri dibenak siswa sehingga pembelajaran akan menjadi bermakana, hal itu dapat dilakukan dengan mempersiapkan media dan alat peraga sehingga visualisasi akan mudah menggambarkan kejadian yang sebenarnya. Hal itu mampu mengantarkan siswa dalam konterks pembelajaran yang konkret. Karena setiap individu unik, maka hargailah cara belajar dan kecepatan belajar mereka yang berbeda-beda. Ajarkanlah mereka untuk memperkaya kerja otaknya dengan bersosialisasi dengan lingkungan sosial, berolahraga, menyiapkan waktu luang dantidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu dan ajarilah mereka untuk memesahkan masalah agar mereka mampu berpikir secara sistematis dan rasional.
Peran Guru disini adalah lebih mempersiapkan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk siswa dalm belajar dan mempersiapkan segala sesuatu yang mungin akan menunjang dalam proses pelaksanaan pembelajarannya yaitu mempersiapkan dan menafsirkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam sukses tidaknya pembelajaran. Maka proses “mempersiapkan” adalah kunci optimalnya kegiatan pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H