Jika ada sekolah favorit dengan jarak 30km dari rumah siswa, sedangkan di jarak 15km ada sekolah yang tidak begtu favorit maka sekolah favorit dengan jarak yang jauh tidak akan menerima siswa itu, justru itu peluang yang lebih besar terletak pada sekolah non-favorit yang terletak pada 15km dari rumah siswa tersebut.Â
Dengan adanya sistem ini, tidak akan ada sekolah favorit yang kebanjiran siswa, tidak akan ada sekolah non-favorit yang kekurangan siswa lagi. Distribusi siswa akan menjadi merata antar daerah dan antar kawasan. karena sekolah non-favorit terus ini mendapatkan suplai siswa di setiap tahunnya. maka dari itu, yang awal nyaa sekolah non-favorit akan menjadi sekolah favorit dan juga memiliki fasilitas dan sarana prasarana yang cukup dan memadai pada sekolah tersebut.Â
maka kemudian, tidak ada lagi cerita yang sekolahnya kehabisan murid, sekolah yang memberhentikan guru karena tidk ada murid. demkian juga sekolah yang favorit, tidak akan meluber kembali untuk penerimaan siswa dan tidak adanya kekurangan siswa pada sekolah tersebut.Â
Oleh karena itu, dengan adanya 1 konsep dan solusi ini bisa membantu meringankan suatu persoalan mengenai kesenjangan dan pemerataan pendidikan ini. Pemerintah, Lembaga Pendidikan, Masyarakat, dan semua pihak yang terkait harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemerataan Pendidikan di Indonesia. Kita sebagai masyarakat juga memiliki peran penting dalam membantu terlaksananya pemerataan Pendidikan di Indonesia, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih kondusif bagi tumbuh kembang Pendidikan di Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H