Mohon tunggu...
RUH Saputra
RUH Saputra Mohon Tunggu... Insinyur - Bisnis

Sama dengan di atas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mungkinkah Ada Kehidupan Manusia Tanpa Adanya Tawaf?

7 Maret 2020   16:32 Diperbarui: 7 Maret 2020   16:29 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tawaf adalah perintah Allah yang pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS.  Setelah pelanjut pertamanya, yakni Nabi Ismail AS wafat, aktivitas tawaf dilanjutkan oleh orang-orang Hindu yang menyembah Desa Syiwa, karena selama lebih dari 1000 tahun posisi Ka’bah adalah kuil agama Hindu. 

Salah satu pendetanya yang sangat terkenal adalah paman Nabi Muhammad SAW sendiri, yakni Abu Thalib.  Dalam sejarahnya Abu Thalib telah membuat kidung untuk memuji Dewa Syiwa.  Itulah sebabnya walaupun beliau sangat menyayangi Nabi, beliau tidak bersedia untuk memeluk agama Islam.

Setelah futuh Mekah, aktivitas tawaf dilanjutkan oleh orang-orang Islam.  Hanya saja terjadi perbedaan arah putaran, orang-orang Hindu berputar searah jarum jam sedangkan orang-orang Islam sebaliknya.

Segala sesuatu di alam ini tidak akan ada dan terjadi kecuali atas izin Allah.  Pertanyaannya, mengapa Allah mempertahankan aktivitas tawaf tetap ada sampai saat ini?  Dengan usianya yang lebih dari 4500 tahun, tidak mungkin tawaf adalah aktivitas yang biasa-biasa saja manfaatnya.

Manfaat tawaf memang luar biasa.  Berdasarkan kajian yang saya lakukan, saya menyimpulkan bahwa aktivitas tawaflah yang membuat kecepatan rotasi bumi stabil dan tidak berubah sehingga manusia dapat membangun kehidupan di atas bumi sampai hari ini.

Menurut ilmu fisika, kecepatan rotasi bumi dirumuskan "w = akar Ek-rot dibagi m dan R kuadrat",  dimana  w kecepatan rotasi bumi, Ek-rot energi gerak rotasi (energi yang menggerakkan rotasi), m masa bumi dan R jari-jari bumi. 

Ek-rot adalah energi gerak yang relatif sama besarnya sejak bumi tercipta secara sempurna karena tidak ada gaya membuat energi ini menjadi lebih besar atau lebih kecil (sesuai hukum Newton ke-3).  R atau jari-jari bumi pun tetap panjangnya karena tidak ada kegiatan manusia yang mampu membuat jari-jari bumi menjadi lebih panjang atau lebih pendek.

Yang menjadi masalah adalah masa bumi (m).  Saya dapat pastikan bahwa masa bumi telah berkurang dari sebelumnya.  Selama lebih dari 150 tahun minyak bumi dieksplotasi dan dibakar.  Batubara ditambang dan dibakar.  Demikian juga banyak pohon ditebang dan dijadikan kayu bakar. 

Ketika suatu material dibakar maka dia akan hilang masanya dari bumi.  Hal inilah yang membuat bumi menjadi lebih ringan dari sebelumnya dimana ini terjadi secara terus menerus sampai hari ini.

Gerak rotasi bumi adalah gerak melingkar berubah beraturan.  Oleh karena itu ketika terjadi pengurangan masa secara terus menerus, maka itu akan merubah kecepatan rotasi bumi.  Berdasarkan rumus di atas dapat dipastikan bahwa perubahan yang terjadi adalah rotasi bumi akan lebih cepat dari sebelumnya.

Yang menjadi masalah adalah mengapa kecepatan rotasi bumi saat ini stabil dan tetap.  Padahal dengan berkurangnya masa bumi secara terus menerus dan tetapnya energi gerak rotasi maka seharusnya kecepatan rotasi bumi terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun