Mohon tunggu...
R Iman
R Iman Mohon Tunggu... Guru - Penulis picisan

Lewat kata kudapati makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gaza

12 Februari 2023   18:05 Diperbarui: 12 Februari 2023   18:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit masih memayungimu
ketika gemuruh peluru hendak luruh di depanmu
Kau masih menyungging senyum
membisikkan selintas kata yang tak berupa huruf atau fonem
mungkin sebuah simbol atau entah apa namanya

Denting seperti melodi menyayat hati
hendak memainkan tembang lawas nan mencekam
di gersang kesucian
nada-nada tinggi yang memekakkan
memutus setiap ujaran mengiba

doa-doamu berhamburan
ketika timpuh genangan darah

Selaksa tanya kami
apa? mengapa? dan ungkapan keputusasaan

taklama lalu sirna
dan bocah-bocah riang
bergerombol
ratusan
jutaan

Kutajamkan pandang dari kejauhan
mengernyitkan jidat
memangku heran nan berkelindan
sayangnya aku tak paham

Karena hanya seru
dan desing peluru
makin mendekati
punggung-punggung kami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun